REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN--Sejumlah perajin batik Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mulai menghentikan pesanan barang dari para konsumen. Hal ini karena mereka tidak mampu lagi mengikuti laju kenaikan harga bahan baku batik.
Ketua Paguyuban Serikat Pembatik Pasirsari Kota Pekalongan, Sodikin, Ahad (7/11) mengatakan, kenaikan harga bahan bahan baku batik yang terjadi dalam beberapa pekan ini mengakibatkan perajin kesulitan melayani pesanan.
"Saat ini sejumlah perajin batik mulai menghentikan order dari pengusaha karena harga bahan baku batik terus semakin naik," kata Sodikin.
Menurut Sodikin, harga bahan baku jenis katun semula Rp 5.700 per yard kini naik mencapai Rp 7.800 per yard, jenis rayon dari Rp 6.000 per yard naik Rp 7.900 per yard, jenis dobi Rp 10 ribu per yard naik Rp 10.700 per yard, dan viskos semula Rp 11 ribu naik Rp12.000 per yard.
Jika pun ada perajin yang masih membatik, kata Sodikin, kemungkinan karena mereka harus memenuhi pesanan dari pengusaha yang belum terselasaikan. "Namun yang pasti, sejumlah pengrajin yang sudah tak menanggung beban pesanan, mereka lebih memilih berhenti menerima order," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Pekalongan, Slamet Prihantono mengatakan, pemkot segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengambil langkah yang tepat agar perajin batik tetap bisa beraktivitas lagi.
"Jujur saja, akibat ketergantungan untuk mendapatkan bahan baku batik dari negara lain cukup merepotkan. Namun, untungnya kualitas produk batik kita tidak kalah dengan negara lain," jelas Slamet.