REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Warga Muntilan, Kabupaten Magelang yang bertahan di tengah kota berkabut debu mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan berbagai barang dan bahan kebutuhan hidup mereka. Hal ini terjadi setelah hampir semua toko yang ada di wilayah ini tutup.
Demikian pula dengan kios para pedagang di pasar Muntilan juga memilih tidak beraktivitas. “Debu vulkanis yang masih menyelimuti kota di jalur utama Magelang- Yogyakarta ini telah melumpuhkan aktivitas perekonomian warga,” ungkap Wito (35), warga Muntilan, Ahad (7/11).
Saat ini, jelasnya, warga mulai kesulitan untuk memperoleh gula pasir di tokoatau warung- warung. Pasalnya hampir sebagian toko atau kios yang buka, persediaannya sangat terbatas. Selain beberapa kebutuhan utama, sejumlah barang kebutuhan pelengkap pun juga mulai langka didapatkan. Ia mencontohkan toko dan kios yang masih buka juga kehabisan stok lilin.
Padahal, barang ini sangat dibutuhkan warga setelah aliran listrik di wilayah ini padam --sejak Kamis (4/11) lalu-- akibat banyaknya dahan patah dan pohon tumbang yang menimpa kabel jaringan listrik. “Kini kota Muntilan benar- benar gelap gulita. Karena lilin penerangan pun sudah susah didapatkan. Warga terpaksa harus ke Kota Magelang untuk mendapatkan lilin,” imbuhnya.
Setyo (63), pedagang kelontong di ruas Jalan Pemuda, Muntilan mengakui menyusul kondisi kota Muntilan yang gelap dan masih terus diselimuti abu vulkanis banyak pemilik toko yang enggan buka.
Mereka bahkan lebih memilih mengungsi atau meninggalkan kota Muntilan untuk sementara. Hal ini karena perekonomian di wilayah ini tengah lumpuh akibat dampak letusan Gunung Merapi. “Dalam situasi serta kondisi seperti sekarang ini tidak mungkin ada perputaran uang dan tak memungkinkan untuk mencari duit ,” ungkap pemilik toko Aries ini.
Di lain pihak, aktivitas Merapi yang tidak dapat diperediksi memaksa ratusan warga keturunan Tionghoa yang ada di wilayah Kecamatan Muntilan ini memilih mengungsikan diri. Bahkan tak sedikit diantara mereka yang harus mengungsi sampai ke luar negeri. Warga yang rata-rata bertempat tinggal di sepanjang Jalan Pemuda, Muntilan ini secara sengaja menutup beberapa tempat usahanya.
Baik usaha toko sembako, kelontong, oleh- oleh khas Magelang, toko kain, toko emas dan lainnya. “Sementara kami tutup, karena juragan kami ke Amerika,” ungkap Suratmi (34).
Menurutnya, Indra Hermanto (45) pemilik toko mas ini meninggalkan Muntilan menuju ke Amerika tiga hari yang lalu, setelah Merapi meletus berkali-kali dan memastikan bahwa belum akan reda sampai kapan.