REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Sejumlah ibu asal Kabupaten Boyolali yang tengah mengandung dan menjadi pengungsi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, melahirkan di puskesmas daerah setempat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Ratna Indarni di Ungaran, Senin (8/11) mengatakan, ada seorang pengungsi korban Merapi di Kabupaten Semarang yang melahirkan di Puskesmas Susukan dan satu lagi pengungsi lainnya saat ini sedang menunggu proses persalinan. "Di Puskesmas Getasan juga ada satu wanita hamil yang saat ini dalam proses persalinan," katanya.
Ia menambahkan, di Puskesmas Getasan ada dua pengungsi yang menjalani rawat inap karena sakit panas dan akibat terjatuh. Di Puskesmas Kaliwungu ada satu balita yang dirawat karena sakit panas. "Di puskesmas ini juga ada dua pengungsi wanita hamil yang saat ini menunggu proses persalinan," katanya.
Ia mengatakan, dinas kesehatan Kabupaten Semarang telah membentuk tim kesehatan yang siap 24 jam. Tim tersebut terbagi dalam 15 kelompok yang terjun di posko-posko pengungsian maupun siaga di Puskesmas terdekat. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan para pengungsi melalui bidan di desa yang ada di lokasi pengungsian.
"Kalau bidan desa kewalahan menangani bisa melaporkan ke puskesmas, begitu juga jika puskesmas tidak mampu melayani bisa memberitahukan ke dinas kesehatan," katanya.
Selain itu, kata dia, Dinkes juga menerjunkan petugas puskesmas keliling untuk membantu bidan desa dalam menangani pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan. Puskesmas keliling itu menurutnya terdiri darisatu dokter, satu perawat, dua bidan desa, satu petugas sanitarian dan satu survilent. "Tim kesehatan ini disiagakan hingga kondisi kembali normal," katanya.
Menurut dia, tim kesehatan itu akan beroperasi hanya untuk pengungsi yang berada di Kabupaten Semarang. Selama abu vulkanik merapi sampai di Kabupaten Semarang, pihaknya juga membagikan masker untuk warga di Kecamatan Kaliwungu, Tengaran, Getasan, dan Susukan.