REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mendukung rencana pembangunan Rumah Sakit Hewan (RSH) di Jawa Barat. Menurutnya keberadaan RSH di Jawa Barat sangat dibutuhkan mengingat kesehatan hewan berdampak kepada kesehatan manusia.
Apalagi saat ini jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 43 juta jiwa lebih, yang tentunya banyak mengkonsumsi daging hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal itu diungkapnya saat melepas Tim Kesehatan Hewan Jawa Barat dalam rangka menyambut Idhul Adha 1430 Hijriyah.
“Kami mendukung upaya mendirikan rumah sakit hewan, sebagai wujud keberpihakan Pemprov Jabar akan kesehatan hewan yang juga berujung pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Juga mendorong dibentuknya Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Pajajaran dan meminta Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menambah kuota penerimaan jumlah calon mahasiswa kedokteran hewan,” ungkap Heryawan. Apalagi saat ini dari kebutuhan 2000 dokter hewan per tahun di Indonesia baru sanggup dipenuhi 300 dokter hewan.
Pada kesempatan itu, Heryawan melepas sekitar 100 personel tim gabungan dari Dinas Pertenakan Pemerintah Provinsi Jabar, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat dibantu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB disebar ke Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Mereka diterjunkan guna melakukan monitoring kesehatan hewan kurban. Diharapkan kehadiran tim di tengah masyarakat akan memberikan jaminan kesehatan bagi hewan yang akan dikurbankan.
"Hewan kurban yang sudah diperiksa dan dinyatakan sehat aman dikonsumsi masyarakat, jangan sampai para penerima daging kurban menjadi korban jika dagingnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Masyarakat yang akan mengkonsumsi daging hewan harus bertambah sehat karena kecukupan asupan protein, jangan malah jadi sakit akibat kondisi hewan yang dipotong dagingnya tidak sehat. Tentunya upaya pencegahan dengan sosialisasi harus terus dilakukan,” tegas Heryawan di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Sabtu (13/11).
Sementara Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi TP menjelaskan setiap tahunnya terjadi pertumbuhan sekitar 10 persen jumlah hewan kurban di Jawa Barat. Demikian juga dengan prediksi kebutuhan hewan kurban untuk tahun 2011 yang juga tumbuh di kisaran 10 persen. Tentunya kondisi itu harus dibarengi dengan langkah penyehatan hewan ternak, termasuk sosialisasi dan upaya pencegahan hingga pengobatan. Dan sejak tahun 2009, Jawa Barat sudah dapat dikatakan bebas penyakit antrax.