REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Berdasarkan pengamatan Gunung Merapi yang dilakukan pukul 00:00-18:00 WIB erupsi masih terlihat dengan intensitas yang tinggi. Meski demikian, tren aktivitas awan panas sejak Jumat (5/11) dari gunung teraktif di dunia itu mengalami penurunan.
"Meski ada tren penurunan aktivitas keluarnya awan panas, namun intensitas gempa vulkanis sebanyak 19 kali, dan guguran lava sebanyak 22 kali, hingga pukul 18.00, masih cukup tinggi, sehingga kami belum bisa menyebutnya aman," tutur Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK), Subandriyo, kepada wartawan, Ahad (13/11) petang di Media Center BNPB di Yogyakarta.
Dia mengingatkan, letusan yang terjadi pada Jumat (12/11) pukul 18.37, sempat mengeluarkan awan panas dan guguran lava dengan jangkauan sampai 14 km dari titik puncak. " Artinya, masih ada pergerakan awan panas yang harus diwaspadai suatu saat," tegas Subandriyo.
Dia melanjutkan, berdasarkan laporan dari pos Ketep, cuaca cerah terjadi sejak dini hari hingga pagi hari, teramati asap dengan tinggi maksimal 1.200 m berwarna putih kecoklatan dengan intensitas pekat condong ke Selatan hingga Barat Daya. Cuaca kabut tebal mulai jam 07.40-18.00 WIB. "Dari CCTV Deles, tampak api diam pada pukul 01:16 WIB," tutur Subandriyo.
Dijelaskannya, secara umum, endapan lahar telah teramati di semua sungai yang berhulu di puncak Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali tringsing, dan Kali Apu.
Dia menambahkan, tampak aliran lahar berwarna coklat keruh membawa material sedimen tanpa membawa material bolder batuan maupun kayu atau pohon di Jembatan Pogung, aliran air sungai setinggi dua meter. "Di Dusun Lempungsari Desa Plemburan, masyarakat melakukan evakuasi mandiri (22 kepala keluarga). Di jembatan Sayidan, aliran air sungai setinggi 0,5 meter," papar Subandriyo.
Berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 13 November 2010 dari pukul 00:00 WIB sampai dengan pukul 18:00 WIB menunjukkan aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Dengan kondisi tersebut, maka status aktivitas Gunung Merapi pada tingkat Awas (level 4). "Ancaman bahaya Gunung Merapi dapat berupa awan panas dan lahar masih berpotensi," tukasnya.