REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Beberapa pekan erupsi Gunung Merapi memaksa banyak aktivitas warga sekitar terhenti. Namun, tidak demikian dengan beberapa rumah makan di sekitar Candi Borobudur yang justru laris manis kebanjiran pesanan.
Salah satu rumah makan yang mendapatkan banyak pesanan adalah RM Padang Padang Raya 2 yang berlokasi tepat di pojok persimpangan jalan depan lokasi Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang.
“Waktu Hari Jumat (12/11) pekan lalu malah ramai, yang pesan nasi sampai 200 bungkus,” kata Ifal, anak pemilik rumah makan tersebut, Rabu (17/11).
Ifal menambahkan, hal sama juga terjadi dengan beberapa rumah makan yang ada di sekitar Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang. Banyak warga yang berkunjung ingin tahu kondisi candi. Para relawan juga menjadi pelanggan dadakan berbagai rumah makan di sana.
Hanya saja, berhubung areal candi masih ditutup, maka para pedagang kecil belum dibolehkan untuk berdagang. “Saat ini di taman maupun di Candi Borobudur sedang dilakukan pembersihan. Di tempat mereka berdagang pun masih dilakukan pembersihan dari abu maupun pasir Gunung Merapi,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, jumlah para pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur masih belum seperti biasanya. Manajemen Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sendiri masih melakukan pembatasan zona pengunjung maupun waktu kunjungan.
“Kalau normalnya, setiap hari minimal 2.000 pengunjung, kecuali Sabtu dan Minggu sekitar 5.000 sampai 10.000 pengunjung setiap harinya,” kata General Manager PT (Persero) Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Pujo Suwarno.
Pujo sendiri memperkirakan awal Desember, pengunjung akan kembali normal. Diyakini secara bertahap pengunjung meningkat lagi, tergantung kecepatan proses pembersihan Candi Borobudur dan sekitarnya.
Saat ini proses pembersihan Candi Borobudur masih dengan cara kering, yakni dengan melakukan pengerukan abu dan pasir yang melekat di batu Candi Borobudur. Setelah abu dan pasir bersih, baru dilakukan dengan cara basah, yakni penyemprotan dengan air dan natrium dikarbonat atau soda kue guna menetralisir sulfur yang dibawa abu Gunung Merapi.