REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS--Puluhan gajah Sumatera sejak sepekan terakhir berkeliaran di sekitar pemukiman warga di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, sehingga membuat warga setempat ketakutan.
Kepala Desa Petani, Rianto, di Desa Petani, Kamis (18/10), mengatakan hingga saat ini kawanan gajah tersebut masih terus bermunculan di sekitar pemukiman warga.
"Alhasil, saat ini banyak warga yang lebih memilih untuk tetap berdiam di rumahnya masing-masing ketimbang bekerja seperti biasanya," papar dia.
Seorang warga Saidardja (48) mengatakan gajah-gajah yang diperkirakan berjumlah sekitar 20 ekor tersebut selalu mondar mandir di antara perkebunan hingga pemukiman warga. Bahkan menurut dia, tidak sedikit perkebunan palawija milik warga setempat diporakporandakan oleh hewan yang dilindungi tersebut.
"Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain menyaksikan kebun-kebun kami porak poranda," katanya. Menurut Saidardja, sejauh ini dirinya masih trauma dengan beberapa kasus yang menyebabkan beberapa warga sebelumnya meninggal dunia akibat diamuk kawanan gajah liar itu.
Kendati demikian, ucapnya, dirinya berusaha untuk melawan trauma tersebut dengan berbagai cara, salah satunya dengan menyiapkan petasan dan kembang api untuk mengusir kawanan hewan bergading itu.
"Kami berharap petasan dan kembang api ini dapat menakut-nakuti gajah-gajah itu hingga pergi dari desa dan pekebunan kami," tuturnya.
Selain mercon dan kembang api, seorang warga Aprillia (39) mengaku telah menyiapkan jeratan di sekitar rumah dan kebun sawit miliknya. Jeratan tersebut berupa lubang dalam yang digalinya sendiri untuk memperosokkan hewan liar tersebut. "Nanti setelah terperosok, kita akan menyerahkannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang sejauh ini belum berbuat banyak," kata dia.