REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Warga di sekitar bantaran kali Banglio, Cilincing, Jakarta Utara mendapatkan ganti rugi. Sebanyak 37 Kepala Keluarga (KK) terkena proyek pembangunan Pintu Air Pasang Surut Cilincing. Mereka akhirnya menyetujui membongkar bangunan rumahnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, mengatakan masyarakat yang rumahnya ada di bantaran Kali Banglio sudah rela menyerakan bangunan rumah dan tokonya untuk digunakan sebagai lahan pembangunan Pintu Air Pasang Surut Cilincing. “Masyarakat sudah rela dan sepakat dengan harga ganti ruginya,” katanya pada Kamis (18/11).
Dengan begitu, pembangunan pintu air dapat dilaksanakan pada tahun 2011. Ia menjelaskan, untuk keperluan pembangunan pintu air hanya membebaskan dua pos keamanan laut (kamla) dan pos polisi air (polair) serta satu rumah warga. Namun, dikarenakan kontraktor pemenang tender membutuhkan kondisi aman untuk pengerjaan proyek, maka membutuhkan ruangan kosong 20 meter ke kanan dan 20 meter ke kiri.
Setelah proses pembayaran ganti rugi selesai, Prijanto menyatakan pembangunan Pintu Air Pasang Surut Cilincing akan segera dimulai pada awal 2011. Sebab selama ini kontraktor pemenang tender sudah siap membangun pintu air tersebut.
Namun pembangunan tidak bisa terlaksana karena terkendala bangunan rumah, pos dinas dan toko milik warga yang belum dibongkar. Karena kendala tersebut, dana anggaran pembangunan pintu air tersebut dialihkan untuk pemasangan sheet pile di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara.
Ia mengatakan karena dana pembangunan pintu air sudah dialihkan, maka kita akan anggarkan dana pembangunannya dalam Rancangan APBD DKI 2011. “Mudah-mudahan dewan mau menerima usulan anggaran penanggulan ditambah menjadi Rp 20 miliar. Dari situ kita akan ambil dana untuk pembangunan pintu air sebesar Rp 3,5 miliar,” jelasnya.
Menurutnya, pembangunan Pintu Air Pasang Surut Cilincing bukan satu-satunya solusi untuk menghilangkan rob di kawasan Jl Inspeksi Cakung Drain dan di sekitar muara Kali Banglio. Sebab, saat rob terjadi memang bisa dikendalikan dengan pintu air. Namun, kalau ditutup, aliran air Kali Banglio tidak bisa mengalir masuk ke laut, sehingga bisa terjadi banjir lagi.
Maka, untuk bisa menyedot aliran air Kali Banglio masuk ke laut, maka diperlukan rumah pompa di samping pintu air. Untuk pembangunan rumah pompa itu membutuhkan dana Rp 20 miliar. “Itu yang saya bilang harus diperjuangkan dalam pembahasan Rancangan APBD 2011,” imbuhnya.