REPUBLIKA.CO.ID, KERINCI--Aktivitas vulkanik gunung Kerinci masih fluktuatif atau belum stabil, masih sering turun naik. Karena itu status gunung tertinggi di Sumatera tersebut masih belum diturunkan dari status semula 'waspada'. "Aktivitas kegempaannya masih terus berlanjut, namun sifatnya fluktuatif atau tidak sama setiap harinya. Tingkat kegempaannya antara 15 hingga 20 kali setiap harinya," kata Kepala Pos Pemantau Gnung Kerinci Heri Prasetyo di Kerinci, Jumat.
Ia mengakui, pernah kawah di puncak gunung juga menyemburkan asap disertai gemuruh dan percikan api. Namun kondisi tersebut belum menjadi indikator untuk meningkattkan status gunung tersebut menjadi lebih tinggi lagi.
"Semua perkembangan kita laporkan ke pusat, dan pusatlah yang menganalisa, untuk selanjutnya dijadikan indikator untuk meningkatkan atau menurunkann status. Hingga kini pusat belum memberikan instruksi apa-apa, semua masih dinilai normal," ujarnya.
Meskipun tingkat kegempaan vulkanik terus terjadi, namun bagi warga sekitar Gunung Kerinci juga belum dianjurkan untuk melakukan penghentian aktivitas kesehariannya apalagi melakukan evakuasi dini.
"Apalagi hingga saat ini juga belum ada perubahan perilaku satwa yang mendiami hutan Gunung Kerinci. Semua satwa masih belum menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Satwa adalah salah satu indikator untuk menilai peningkatan kedaruratan di gunung berapi,? ungkap Heri.
Hingga saat ini, menurut Heri, mengingat belum ada penurunan aktivitas vulkanik, jalur pendakian ke puncak gunung Kerinci tersebut masih tertutup untuk pendaki.
"Jalur pendakian masih kita tutup, karena kondisi tingkat aktivitas vulkanik yang fluktuatif ini belum aman bagi pendakian. Namun selain penutupan jalur pendakian belum ada penutupan aktifitas lain bagi masyarakat," tegas Heri.