REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Warga di sekitar alur Kali Senowo dan Lamat, di kawasan barat puncak Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mewaspadai ancaman banjir lahar dingin susulan, Selasa sore.
"Banjir sore ini (23/11) agak besar tetapi tidak sebesar Minggu (21/11) malam," kata Kepala Dusun Bendo, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng, Sudiyono, di Magelang, Selasa.
Hujan deras mengguyur kawasan itu sejak sekitar pukul 16.00 WIB hingga 17.00 WIB, mengakibatkan banjir lahar dingin di alur kali setempat yang airnya berhulu di Merapi.
Kawasan itu terletak di sekitar alur Sungai Senowo yang berjarak sekitar 10 kilometer barat puncak Merapi.
Banjir lahar dingin yang oleh masyarakat setempat biasa disebut sebagai "banjir ladhu" selama beberapa kali terakhir mengakibatkan sejumlah cek dam di alur sungai itu penuh dengan material pasir dan batu berasal dari Merapi, serta potongan batang pohon yang tumbang.
Ia mengatakan, sempat mengumpulkan warga perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia di salah satu tempat untuk bersiap dievakuasi ke lokasi relatif aman sebagai antisipasi jika banjir lahar dingin menerjang dusun tersebut.
"Kami sempat kumpulkan untuk dievakuasi ke tempat aman, tetapi karena air segera surut, evakuasi terhadap mereka kami urungkan," katanya. Ia mengatakan, banjir lahar dingin susulan di alur kali itu berlangsung sekitar pukul 16.00 hingga 16.15 WIB.
Warga setempat terutama laki-laki, katanya, juga berjaga-jaga mengawasi perkembangan arus air sungai itu selama banjir lahar dingin susulan itu. "Suaranya bergemuruh karena batu-batu bertumbukan," katanya.
Kepala Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, sekitar 6,5 kilometer barat puncak Merapi yang wilayahnya berada di kawasan alur Kali Lamat, Ponidi, mengatakan, banjir lahar dingin susulan juga terjadi di sungai itu menyusul hujan cukup deras sejak sekitar pukul 16.00 hingga 17.00 WIB.
"Banjir sore ini lebih besar ketimbang Minggu (21/11) malam, suara gemuruh dari batuan yang bertumbukan terdengar cukup keras dari sungai itu," katanya. Ia mengaku bersama seorang warga setempat memantau banjir lahar dingin susulan di sungai yang airnya berhulu di Merapi itu.
Air dan material Merapi, katanya, masih bisa melewati salah satu gorong-gorong cek dam Kali Lamat di dusun setempat. "Empat gorong-gorong lainnya sudah tertutup material akibat banjir beberapa kali sebelumnya, hingga saat ini masih satu gorong-gorong yang bisa dilalui air dan material," katanya.
Kepala Desa Ngargomulyo, Yatin, mengatakan, pihaknya secara intensif telah mengingatkan masyarakat setempat untuk mewaspadai kemungkinan banjir lahar dingin melalui sejumlah sungai di desa setempat. Wilayah Desa Ngargomulyo dengan 11 dusun berada di antara alur Kali Lamat dengan Blongkeng. "Masyarakat harus menjauhi alur sungai hingga radius 300 meter kalau terjadi hujan deras cukup lama dan banjir lahar dingin," katanya.