Rabu 24 Nov 2010 08:27 WIB

Zona Bahaya Bromo 3 Kilometer dari Puncak

Rep: m gufron, indah wulandari/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN --Menyusul penetapan status awas di gunung Bromo, masyarakat dilarang mendekat dalam radius 3 kilometer. Kawasan ini ditetapkan sebagai zona bahaya gunung Bromo

”Area kaldera lautan pasir dalam radius 2,5 km dari kawah aktif harus steril dan tertutup dari aktivitas masyarakat dan wisata,” kata Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono.

Menurut Surono, aktivitas Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggu, Jawa timur, mengalami peningkatan, sejak Senin.    Pukul 03.00 WIB, gempa tremor terus meningkat dengan amplitudo maksimum 10-15 mm dengan dominasi 11 mm. Pukul 06.51 WIB, gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 15 mm dan sejak pukul 15.40 WIB terekam gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 30 mm. Secara visual. '' Teramati hembusan asap berwarna putih sedang, putih tebal dan tekanan kuat tinggi 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara,'' kata Surono.

Pemerintah daerah setempat, kata Surono, juga sudah diberi informasi dan diharap terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Terpisah, Kepala Kesbang Linmas Kabuaten Pasuruan, M Yahya, mengatakan, telah mendapat pemberitahuan peningkatan status Gunung Bromo tersebut lewat surat dari Kementerian ESDM Provinsi Jawa Timur. Sehubungan dengan status Bromo yang Awas itu, kata dia, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Bromo tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Bromo.

Untuk mengurangi risiko bencana erupsi Bromo, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati kawah aktif atau kawasan wisata Bromo harus ditutup dari segala aktivitas.

Gunung Bromo secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, dan memiliki tinggi puncaknya 2.329 meter dari permukaan laut. Kegiatan Bromo umumnya dicirikan oleh hembusan asap kawah berwarna putih tipis sampai putih tebal, tekanan lemah dengan ketinggian berkisar antara 75-150 meter dari puncak, bau belerang tercium tajam.

Sementara itu, Pemprov Jawa Timur menginstruksikan masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di radius 6 km dari puncak Gunung Bromo agar mengungsi dan menjauh dari radius aman 6 km puncak Bromo.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Syaifullah Yusuf, kemarin mengaku sudah menerima informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terkait naiknya status Gunung Bromo dari Waspada menjadi Awas yang merupakan level tertinggi. Belajar dari letusan Gunung Merapi, Pemrov Jatim sebenarnya sudah siap dan lakukan koordinasi bersama empat kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.

Begitu status Awas Bromo ditetapkan PVMBG, kata Gus Ipul, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim sudah mengerahkan ratusan relawan ke Gunung Bromo untuk melakukan koordinasi. “Pak Siswanto sendiri, Kepala BPBD Jatim, sudah berangkat sore ini,” kata dia.

Wagub meminta masyarakat di sekitar lereng Bromo memahami kondisi terakhir dan mematuhi instruksi pemerintah. Masyarakat, kata dia, bisa mengungsi ke rumah kerabat dan tetangganya, sedangkan sejumlah balai desa di radius aman juga disiapkan sebagai barak pengungsian.

”Kami juga sudah menarik tim kami, di antaranya unsur SAR dan dari RS dr Soetomo yang bertugas di Merapi untuk menangani kondisi di Bromo pasca diberlakukannya status Awas,” ujar Wagub.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement