REPUBLIKA.CO.ID,PEKALONGAN--Pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kota Pekalongan, Jawa Tengah ke Arab Saudi pada November 2010 hanya empat orang atau turun jika dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 24 orang. "Kami belum bisa memastikan penyebab turunnya minat TKI bekerja di luar negeri apakah karena adanya pemberitaan kasus penganiayaan terhadap tenaga kerja wanita di Arab Saudi atau tidak," kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja Kota Pekalongan, Dedi Semedi, Selasa.
Menurut dia, hingga saat ini, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja belum menerima informasi atau menemukan kasus TKI asal Kota Pekalongan yang mengalami tindakan kekerasan dari majikannya di luar negeri. "Meski banyak kasus kekerasan yang dialami TKI di Arab Saudi, tetapi hingga 2010 kami belum menerima informasi atau ditemukan kasus kekerasan terhadap TKI asal kota Pekalongan," katanya.
Menurut dia, permasalahan yang kadang dialami TKI asal Kota Pekalongan hanya seputar keterlambatan dalam pengiriman uang ke keluarganya. Namun, katanya, untuk menghindari terjadinya kekerasan terhadap TKI, Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsonaker) setiap tiga bulan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh penyalur jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang ada di Kota Pekalongan.
"Kami secara berkala melakukan pembinaan terhadap PJTKI agar para TKI yang bekerja di luar negeri tidak menjadi korban kekerasan," katanya. Ia mengatakan hingga saat ini jumlah TKI asal Kota Pekalongan yang bekerja di luar negeri sekitar 500 orang. "Dari jumlah tersebut 190 TKI di antaranya bekerja di Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Kuwait," katanya.