REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-Pemusnahan bangkai hewan ternak milik warga lereng Merapi masih berjalan 10 persen. Lambatnya pembakaran ini menimbulkan potensi munculnya wabah penyakit baru bagi warga Yogyakarta.
"Sebanyak 2395 ekor bangkai ternak dilaporkan masyarakat di tiga kecamatan di Kabupaten Sleman. Tapi,kita kesulitan untuk tenaga ahli penyemprotan disinfektan," papar Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit Menular DIY Maryadi Broto Suwandi,Rabu (24/11).
Hambatan lainnya karena lokasi bangkai yang berada di tempat yang tak mudah dievakuasi. Seperti di radius 4-9 km serta berada di sekitar sungai yang tak boleh didekati dalam radius 300 meter. Sehingga upaya yang dilakukan hanya menyemprot cairan disinfektan di beberapa lokasi dengan radius sekitar 10 km.
Dari ribuan bangkai itu, baru tercatat sebanyak 147 ternak yang mati sudah dibakar di desa Serunen, Kecamatan Cangkringan, Sleman Yogyakarta.
Kegiatan membakar ternak mati ini telah berlangsung dua hari. Dengan rincian hari Senin, (22/11) telah dibakar 47 ternak dan Selasa (23/11) dibakar sebanyak 100 hewan ternak sapi yang sudah mati akibat letusan Gunung Merapi sejak tanggal 26 Oktober 2010 lalu.