REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO--Pemandangan unik terjadi di sekitar Gunung Bromo, Probolinggo, Jatim. Warga di sekitar Gunung Bromo masih terlihat adem ayem. Mereka seolah tidak terusik dengan status gunung yang sudah meletus tiga kali itu dalam level IV atau awas.
Justru yang terlihat panik para aparat dan pejabat dari berbagai instansi terkait. Pusat kepanikan itu terlihat di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Jatim).
Banyak pejabat yang turun ke kawasan tersebut. Antara lain Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf; Kapolda Jatim, Irjen Pol Badrodin Haitti; dan bahkan Menko Kesra, Agung Laksono; juga mengunjungi kawasan Bromo Rabu (24/11). Mereka diterima Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin, di Hotel Lava View, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Rabu (24/11).
Tidak hanya itu, para ahli vulkanologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga muspika Sukapura dan aparat desa terlihat sibuk di Cemorolawang, sebagai lokasi terakhir menuju Bromo. Begitu juga ratusan relawan dari Taruna Siaga Bencana serta Jatim Rescue yang berasal dari Jember, Probolinggo, Malang, Batu, dan Lumajang sudah banya terlihat di sana.
Mereka sibuk mengkoordinasikan berbagai persiapan yang dilakukan di Cemorolawang ini. Mulai dari skenario proses evakuasi warga hingga lokasi pengungsian dan perlengkapannya, seperti tempat penampungan, dapur umum, ambulans, dan lain sebagainya.
Meski begitu, warga yang berdomisili di sekitar Bromo justru terlihat tak peduli. Mereka seolah tidak terusik dengan status Bromo yang ditetapkan dalam kondisi awas itu. Mereka tetap berktivitas sebagaimana biasanya.
‘’Saya tidak yakin, Bromo akan meletus. Makanya, saya bersama keluarga tidak mengungsi. Situasi seperti ini sudah biasa,’’ papar Sutiman, warga Ngadisari, Kecamatan Sukapura yang diamini warga lainnya.
Surijah, ibu dari tiga anak, juga tidak merasa khawatir dengan kondisi Bromo yang dinyatakan aktivitas vulkaniknya bisa meletus setiap saat. Menurut dia, kepulan asap hitam pekat, dan hujan abu itu sudah biasa dan sering terjadi.