Sabtu 27 Nov 2010 08:05 WIB

Pemprov Jateng akan Bangun 368 Huntara

Rep: bowo pribadi/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG-Pemprov Jawa Tengah mulai membangun 368 unit hunian sementara (huntara) bagi warga yang rumahnya rusak berat.Selain itu,pemberdayaan ekonomi rakyat pasca bencana turut digalakkan dengan program rehabilitasi tanaman salak di desa sentra petani secara padat karya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo secara resmi meluncurkan pembangunan huntara untuk kawasan Jawa Tengah,Jumat (26/11). “Kalau bisa kami menambah jumlahnya karena identifikasi belum sempurna, kita secara simultan membangun,”papar Bibit di lokasi pembangunan 112 unit huntara di Lapangan Banyubiru,Kecamatan Dukun,Magelang.

Rencananya proyek huntara ini juga akan berlokasi di Desa Kepurun,Manisrenggo,Klaten (168 unit) dan di Desa Paras,Cepogo,Boyolali (88 unit). Luasan per unit mencapai 28 m2, dengan ukuran ruang dalam 18 m2 dilengkapi kamar mandi berukuran 3m2.

Dari pengamatan konstruksi luar bangunan huntara di Jawa Tengah ini terlihat kurang kokoh dibandingkan pilot project huntara di Posko Jenggala, Cangkringan,Sleman. Meskipun bahan bangunannya sama-sama terbuat dari bambu dengan biaya total Rp 6,5 juta sampai Rp 7 juta. Saat ditanyai terkait hal tersebut,Bibit agak emosi. “"Kalau mau bagus di hotel," sengitnya.

Sementara itu,Kepala BNPB Syamsul Maarif menegaskan,pihaknya berusaha adil dan ta menimbulkan kecemburuan sosial antar pengungsi. Caranya dengan menyamakan model,bahan baku,maupun fasilitas huntara di wilayah-wilayah bencana. Bahkan, pihak pemberi bantuan non pemerintah pun harus memenuhi standar huntara yang ditentukan BNPB. “Semua proyek huntara yang dibantu swasta di-screening dulu,”ungkap Syamsul.

Labih lanjut,Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah,Priyanto Jarot Nugroho menjelaskan,para pengungsi rencananya akan ditempatkan selama enam bulan hingga satu tahun di huntara. Peruntukannya,sebut Jarot,berdasarkan laporan atau permintaan warga yang rumahnya mengalami kerusakan. Untuk sementara,dari data laporan yang masuk BPBD, di tiga kabupaten hampir mencapai 700 unit rumah rusak. Diantaranya di Klaten 167 rumah, Boyolali 12 rumah, dan Magelang 526 rumah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement