Ahad 28 Nov 2010 05:10 WIB
Bencana Merapi

Baru Sembilan Persen Ternak di Zona Bencana yang Dievakuasi

Rep: indah wulandari/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA- Evakuasi ternak di zona rawan bencana baru mencapai 8.049 ekor sapi dan kerbau atau sekitar sembilaan persen dri total ternak. Jumlah ternak di zona berbahaya diperkirakan mencapai 93.445 ternak milik warga di lereng Merapi belum terevakuasi.

“Jumlah sapi yang dievakuasi adalah sapi yang masih di lokasi rawan bencana, tetapi sudah dilakukan identifikasi dan dalam pengawasan petugas,” jelas Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY Nanang Suwandi dalam laporannya,Sabtu (27/11).

Jumlah total tenak kerbau dan sapi yang dievakuasi di Provinsi DI Yogyakarta dan tiga kabupaten di Provinsi Jawa Tengah ternyata baru 8.049 ekor ternak sapi dan kerbau.

Sementara itu, jumlah ternak terancam yang masih berada di wilayah radius 15 km dari puncak Gunung Merapi, di Kabupaten Sleman, DIY, berjumlah 11.872 ekor. Sedangkan di Jawa Tengah mencapai 63.917 ekor, dengan rincian di Kabupaten Klaten 10.756, Magelang 24.756 dan Boyolali 28.405 ekor.Jumlah titik evakuasi ditetapkan di Sleman 57 titik, Klaten 64 titik, Magelang 2 titik dan Boyolali 53 titik.

Dinas Pertanian Provinsi DIY juga melaporkan, hingga berita ini diturunkan, telah terdata 2.887 ternak yang mati. Sedangkan yang sudah dijual oleh pemiliknya sejumlah 318 ekor, belum termasuk yang akan dijual, yakni mencapai 3.776 ekor.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah akan membeli ternak  milik pengungsi Merapi. Alasan kebijakan itu, diantaranya terkait keselamatan warga di lereang Merapi. Pasalnya banyak warga di lereng Merapi yang menolak mengungsi atau kembali ke rumah karena untuk merawat dan memberi pakan ternak mereka.

Untuk menyelamatkan ternak korban Merapi, pemerintah menganggarkan dana Rp100 miliar. Harga yang ditetapkan pemerintah berkisar Rp5 juta hingga Rp10 juta per ekor sesuai jenis dan usia sapi. Sedangkan untuk ternak yang mati, pemerintah memberi uang pengganti usai dilakukan identifikasi secara akurat terhadap kepemilikan ternak.

Berdasarkan data, hingga Ahad lalu (21/11), ada 46 ekor sapi milik peternak korban letusan Gunung Merapi yang telah terbeli oleh pemerintah. Minimnya sapi yang teridentifikasi,menurut Koordinator Divisi Identifikasi Ternak Korban Letusan Merapi Ida Tjahajati disebabkan proses identifikasi ternak yang tidak mudah. Lantaran banyak pemilik ternak juga turut menjadi pengungsi dengan lokasi yang tersebar.

"Banyak sapi yang mati karena ditinggal di lokasi bencana dan identifikasi harus dilakukan dengan bertemu langsung peternak yang memilikinya, padahal peternak berada di lokasi pengungsian yang tersebar," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Ida, pihaknya mendatangi lokasi-lokasi pengungsian tersebut dan untuk memberikan data-data hasil identifikasi yang baik, maka diperlukan saksi yang berasal dari masyarakat sekitar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement