REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGO--Tim Tanggap Darurat Bromo menyurati Kementerian Perhubungan (Kemenub) RI terkait kondisi Gunung Bromo yang sudah meletus sebanyak dua kali. Isi surat tersebut, menurut Ketua Tim Tanggap Darurat Bromo dari Pusat Badan Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi (PBVMBG), Gede Suantika, memberitahukan tentang kondisi berterbangannya asap dan abu vulkanik gunung berketingian 2.392 meter di atas permukaan laut (dpl) itu.
Menurut Gede Suantika, sesuai laporan yang diterima, material vulkanik Bromo sampai ke kawasan Dusun Jarakijo dan Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabpaten Malang. Dia juga menerima laporan bila pesawat penerbangan dari Malang ke Jakarta dan dari Jakarta ke Malang sempat menerobos hembusan abu vulknik yang dikeluarkan Bromo. ''Makanya, kami memandang perlu mengirim surat pemberitahuan soal itu ke Kemenhub bagian Udara,’’ papar dia saat jumpa pers di Posko Taktis Penanggulangan Bencana Bromo, di Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Sabtu (27/11).
Untuk itu, terang dia, dua kali letusan minor yang terjadi di Bromo ini perlu diberitahukan kepada Kemenhub. Alasannya, abu vulkanik itu bisa mengganggu dan membahayakan penerbangan pesawat. Sehingga, Tim Tanggap Darurat Bromo merasa perlu memberikan masukan ke Kemenhub.
Sementara itu, Humas Garuda Indonesia untuk Wilayah Timur, Erina Damayanti saat dikonfirmasi secara terpisah mengatakan bila letusan Bromo itu tidak berpengaruh terhadap penerbangan komersial, seperti Garuda. ‘’Penerbangan Garuda dari Jakarta-Malang dan sebaliknya yang melalui Lanud Abdurahman Saleh Malang tidak ada masalah. Lancar dan normal-normal saja,’’ katanya. Menurut dia, jika letusan Bromo itu mengganggu penerbangan, biasanya ada surat pemberitahuan dari otoritas Lanud Abdurahman Saleh. Namun, sampai saat ini dia mengaku belum menerima surat pemberitahuan tersebut.