REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU--Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu mengusulkan pengadaan sirene peringatan dini tsunami untuk Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.
"Kami sudah mengusulkan pengadaan sirene peringatan dini tsunami untuk Pulau Enggano ke BNPB pusat karena pulau itu belum dilengkapi alat peringatan dini tsunami," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Sadikin di Bengkulu, Minggu.
Pulau Enggano yang berada di Samudra Hindia sangat berpotensi dilanda bencana gempa dan tsunami yang diakibatkan lempeng Indoaustralia dan Eurasia.
Provinsi Bengkulu saat ini baru memiliki tujuh alat peringatan dini tsunami yang terdapat di enam kabupaten dan kota. "Sedangkan di Pulau Enggano belum ada sehingga akan menjadi prioritas pada 2011," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Pulau Enggano Rafli Zen Kaitora juga mendesak pemerintah agar memasang sirene peringatan dini tsunami di pulau itu. "Kami mengharapkan pemerintah memperhatikan Pulau Enggano, karena daerah kami rawan gempa bumi dan tsunami. Jadi kami minta dipasang sirene peringatan dini tsunami," katanya saat dihubungi lewat telepon seluler dari Bengkulu.
Ia mengatakan Pulau Enggano berada sejajar dengan Pulau Mentawai yang dilanda gempa dan tsunami belum lama ini. Karena itu, potensi gempa yang tinggi di perairan pantai Barat Sumatera harus diwaspadai dengan meningkatkan ketersediaan alat mitigasi bencana. "Gempa bumi di Bengkulu khsususnya di Mukomuko, Lais dan Bintuhan sering terasa hingga ke Enggano. Jadi kami mengharapkan pemerintah memerhatikan pulau ini," tambahnya.
Pulau Enggano yang masuk dalam administrasi Kabupaten Bengkulu Utara, berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu. Dua gempa besar yang melanda Bengkulu pada 2000 berkekuatan 7,3 pada Skala Richter, dan pada 2007 berkekuatan 7,9 pada SR sempat membuat panik warga di pulau terluar itu.