REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Sebagian warga yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Code mulai kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa banjir lahar dingin yang sempat menerjang daerah itu Senin, sekitar pukul 17.30-19.30 WIB.
"Sekitar pukul 21.00 WIB, ketinggian air di Sungai Code sudah mulai surut dan berangsur normal sehingga ada sebagian warga yang memilih untuk kembali ke rumah dan membersihkan sisa-sisa banjir lahar dingin," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Senin malam.
Menurut dia, warga yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Code memang sempat mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi agar terhindar dari bahaya banjir lahar dingin yang membawa berbagai material seperti lumpur, pasir, batu dan juga batang-batang pohon.
Namun demikian, Haryadi tetap meminta kepada seluruh masyarakat untuk waspada dan tidak lengah terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya banjir lahar susulan meskipun di wilayah Kota Yogyakarta tidak terjadi hujan yang cukup deras.
Ia mengatakan, saat banjir lahar dingin, memang terjadi kepanikan warga seperti yang terjadi di Gondolayu, Danurejan, Keparakan, dan sebagian Prawirodirjan di dekat Jembatan Sayidan.
"Saat itu, jembatan-jembatan yang di bawahnya mengalir Sungai Code pun terpaksa ditutup, karena ada kepadatan lalu lintas yang luar biasa, sehingga bisa mengganggu proses evakuasi yang dilakukan," katanya.
Namun, lanjut Haryadi, seluruh jembatan-jembatan yang di bawahnya mengalir Sungai Code pada prinsipnya sudah dibuka kembali, tetapi dengan pengaturan lalu lintas yang dijalankan oleh pihak kepolisian.
Salah satu jembatan yang masih ditutup adalah Jembatan Sayidan karena masih ada proses pemotongan batang kayu yang ikut hanyut bersama lahar dingin.
Pemerintah Kota Yogyakarta mengatakan, masih melakukan pendataan terhadap sejumlah infrastruktur atau rumah yang mengalami kerusakan akibat banjir lahar dingin tersebut.
"Malam ini, tim dari Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta juga sedang melakukan pengecekan terhadap konstruksi jembatan-jembatan yang di bawahnya mengalir Sungai Code untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya," katanya.
Bagi masyarakat yang masih tetap berada di lokasi yang lebih tinggi, Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah menyalurkan bahan-bahan logistik seperti makanan.
Haryadi mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta masih akan terus melakukan pengerukan terhadap endapan pasir yang memenuhi Sungai Code sembari melakukan kajian terhadap penanganan jangka panjangnya.
"Pengerukan dilakukan untuk memberikan ruang terhadap air yang akan melewatinya. Harapan kami, di sisi utara juga dilakukan pengerukan," katanya.
Banjir lahar dingin di Sungai Code tersebut disebabkan adanya hujan yang cukup deras di Gunung Merapi karena Sungai Code berhulu di Kali Boyong yang merupakan salah satu sungai di gunung tersebut.
Berdasarkan pemantauan di posko Kartika Utara di wilayah Ngentak Kali Boyong Sleman, debit air mulai mengalami kenaikan sekitar pukul 16.23 WIB dari ketinggian 30 centimeter (cm) menjadi 220 cm dalam waktu yang cukup cepat.
Menjelang pukul 19.00 WIB, debit air di posko pemantauan Ngentak sudah mengalami penurunan menjadi 80 cm.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aliran air di Kali Boyong mencapai ketinggian sekitar dua meter dengan membawa material batuan berukuran sedang dan aliran lahar teramati di Jembatan Rejodani pada pukul 16.53 WIB.
Selain di Kali Boyong, aliran lahar di Kali Batang juga meluap di Desa Mantingan Kecamatan Ngular Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.