Selasa 30 Nov 2010 23:32 WIB

Penerbangan di Bandara Sentani Kembali Normal

Bandara Sentani, Papua
Bandara Sentani, Papua

REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI--Penerbangan di Bandara Kelas Satu Khusus Sentani, Papua Selasa berjalan lancar, karena rencana masyarakat pemilik hal ulayat kembali menduduki Kantor Perhubungan Bandara dan landasan pacu, Selasa (30/11), batal.

Aksi serupa tersebut direncanakan kembali dilakukan pada Kamis (2/12) di tempat yang sama sampai mendapatkan kejelasan dari pihak bandara tentang penerimaan calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi 2010 di Dinas Perhubungan Bandara.

Dari Pantauan di lapangan, seluruh aktivitas baik di bandara maupun di Kantor Perhubungan berjalan lancar meski pintu pagar kantor belum sepenuhnya dibuka. Sementara pihak kepolisian dari Polres Jayapura masih melakukan penjagaan ketat di sekitar area bandara.

Sebagaimana diketahui pada Senin (29/11) aktivitas di Bandara Udara Sentani lumpuh total akibat aksi protes masyarakat pemilik hak ulayat dengan penerimaan CPNS dengan memblokir landasan pacu dan menutup kantor dinas perhubungan.

Sehingga sejumlah maskapai penerbangan baik lokal maupun ke dan dari luar Papua di tunda sampai pada pukul 13.30 waktu Indonesia Timur. Koordinator Demo, Billy Yoku, mengatakan, aksi protes tersebut akan terus dilakukan sampai mendapatkan kejelasan dari pihak bandara tentang penerimaan (CPNS) formasi 2010 di lingkungan Dinas Perhubungan Bandara yang dianggap tidak mengakomodir putera daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam undang-undang otonomi khusus (Otsus).

Dampak dari aksi protes yang dilakukan masyarakat pemilik hak ulayat kemarin itu, sejumlah maskapai penerbangan ditunda diantaranya Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Batavia Air, Exspres Air, dan penerbangan lokal. Namun pada Selasa dini hari, seluruh aktivitas di Bandara kelas satu khusus Sentani itu kembali berjalan lancar.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement