REPUBLIKA.CO.ID,MALANG – Sekalipun aktivis Gunung Bromo dinyatakan mulai menurun sejak Selasa (30/11). Namun wisatawan yang membatalkan kunjungan ke gunung yang terlihat eksotik itu lewat Malang cukup banyak. Akibatnya, tingkat hunian hotel di Malang menurun hingga 20 persen.
‘’Penurunan okupansi (tingkat hunian-Red) hotel itu justru terjadi setelah Bromo dinyatakan awas. Itu ditambah lagi dengan larangan terbang bagi maskapai penerbangan sipil yang menggunakan bandara Lanud Abdurrahman Saleh,’’ kata Eksekutif Asisten Manajer Hotel Tugu Malang, Cressentia Harividianti, saat dihubungi handphoen selularnya, Selasa (30/11).
Sebagaimana diketahui penerbangan sipil lewat Bandara Lanud Abdurrahman Saleh Malang ditutup sejak Senin (29/11). Perbangan itu direncanakan dibuka lagi Sabtu (4/12) mendatang, jika kondisi Bromo benar-benar normal dan tidak berpengaruh terhadap penerbangan sipil.
Dijelaskan Cressentia bahwa setelah Bromo dinyatakan awas sudah banyak pengelola travel membatalkan kunjungan ke Malang. Padahal, mereka membawa rombongan wisatawan, kata dia, ke Malang hanya transit saja. Sebab, tujuan utamanya adalah ke Gunung Bromo.
Pembatalan dari wisatawan lewat pihak pengelola travel itu, kata dia, diperparah lagi setelah adanya penutupan bandara Lanud Abdurrahman Saleh Malang untuk penerbangan sipil. ‘’Sehari setelah penutupan penerbangan sipil di Lanud Abdurrahman Saleh saja, sudah puluhan travel yang telepon membatalkan booking kamar di sini,’’ katanya.
Makanya, kata dia, dari semua pengelola travel yang sudah membatalkan book order untuk reservasi kamar di Hotel Tugu ini, diprediksi seudah mencapai sekitar 20 persen dari tingkat okupansinya. Padahal, kata dia, sejak Oktober 2010 lalu reservasi kamar itu sudah banyak.
Alasannya, karena banyak wisatawan yang berencana berkunjung ke Yogjarkata dibatalkan, akibat Merapi meletus. Merea memilih berkunjung ke Bromo lewat Malang. ‘’Namun, setelah Bromo ditetapkan status awas, ditambah penerbangan sipil ke Malang dilarang, mereka membatalkan reservasi kamarnya. Sehingga, tingkat okupansi hanya sekitar 50-60 persen saja,’’ katanya.
Hal senada juga diungkapkan Manajer Hotel Kartika Malang, Agus Supriyanto. Menurut dia, tingkat hunian selama Nopember 2010 ini merosot tajam. ‘’Ini dampak dari Bromo yang kondisinya ditetapkan awas,’’ katanya.
Karena itu, para pengelola hotel di Malang berharap kondisi Bromo cepat pulih. Sehingga, penerbangan sipil lewat Malang bisa dibuka dan dioperasikan lagi. Dengan begitu, wisatawan yang hendak berkunjung ke Bromo lewat Malang bisa meningkat lagi.