REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN--Warga Tengger yang ada di kawasan Penanjakan, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (1/12) dilanda hujan abu belerang. Hujan abu belerang itu berasal dari erupsi Gunung Bromo yang terhembus angin ke kawasan warga Tengger tersebut.
Hujan abu belerang itu dirasakan warga Tengger sejak pukul 08.35 WIB. Sebab, asap yang dikeluarkan gunung secara administratif milik Pemkab Probolinggo itu sempat mengarah ke kawasan tersebut. ‘’Bahkan, sampai saat ini kami masih merasakan hujan abu dari Bromo itu, Mas,’’ kata Mulyono, tokoh masyarakat Tengger, di Penanjakan, Kecamatan Tosari, Pasuruan.
Dia menjelaskan bahwa hujan debu yang dirasakan warga Tengger itu cukup deras. Sayangnya dia tidak bisa menghitung berapa ketebalan hujan debu yang bercampur blerang itu.
Mulyono hanya menjelaskan bahwa abu belerang yang dirasakan lain dengan biasanya. Sebab, abu tersebut tidak hanya terasa perih jika terkena mata. Namun, juga membuat sesak pernafasan. Alasannya, abu tersebut beraroma belerang yang menyengat hidung.
Makanya, kata dia, saat ini warga takut beraktivias di luar rumah. Banyak warga Tengger di kawasan Penanjakan, Kecamatan Tosari, Pasuruan itu memilih berdiam dan beraktivitas di dalam rumah.
Kalaupun terpaksa beraktivitas di luar rumah, kebanyakan dari mereka memakai masker. Hanya saja, masker yang mereka pakai dari kain sarung atau selendang. Hanya sebagian kecil saja warga yang menggunakan masker standar. ''Tapi, sekarang hujan Mas. Jadi, hujan debu dan aroma belerang itu tak terasa lagi,'' katanya.
Semenara itu, Ketua Tim Tanggap Darurat Bromo, Gede Suantika membenarkan adanya hujan debu belerang di kawasan Tosari. Sebab, menurut dia, arah hembusan angin sejak pagi memang mengarah ke utara, yaitu kawasan Penanjakan, Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.