REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Menyusul banjir lahar dingin Merapi yang melalui Kali Code terus meluap hampir saban harinya, sedikitnya 500 kepala keluarga (KK) di wilayah Bantaran Kali Code Yogyakarta akan direlokasi ke tempat yang aman. Saat ini Pemkot Yogyakarta bersama Pemprov DIY tengah mempersiapkan lahan dan sarana untuk relokasi tersebut.
Menurut Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, 500 KK tersebut sebagian besar berasal dari Kampung Jogoyudan, Gowongan, Kecamatan Jetis, Yogyakarta. Selebihnya tersebar di beberapa RW di delapan kecamatan yang berada di bantaran Kali Code.
"Mereka adalah warga yang memang hidup di wedi kengser atau dulunya memang wilayah sungai tetapi mengalami sedimentasi hingga menjadi bantaran kali," terangnya, Senin (6/12). Herry bersama dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan permaisurinya, GKR Hemas, melakukan pemantauan terhadap kondisi rumah warga di Bantaran Kali Code di Kampung Jogoyudan.
Wilayah ini menurut Herry, sangat berbahaya jika terus menerus dihuni masyarakat. Sebab kata dia, banjir lahar dingin Merapi tidak akan selesai dalam hitungan minggu atau bulan, karena material vulkanik Merapi yang berada di Kali Boyong (hulu Kali Code) mencapai 37 juta meter kubik.
Padahal, lanjut dia, berdasarkan penelitian kapasitas muatan Kali Code terhadap material Merapi hanya sekitar 5 juta meter kubik saja. Karena itu luapan banjir lahar dingin tersebut dipastikan akan terus masuk ke pemukiman warga. "Musim hujan masih lama dan tahun depan (2011), bila masuk musim hujan lagi, hal serupa akan terjadi," tambahnya.
Relokasi itupun menurutnya akan ditepatkan di tanah milik Peprov DIY. "Ini akan kita bicarakan dengan Gubernur" terangnya.
Sebelum relokasi, 500 KK yang bermukim di daerah wedi kengser sekaligus yang langsung berbatasan dengan bibir kali akan ditempatkan dulu ke hunian sementara (Huntara) selama beberapa bulan baru direlokasi ke tempat yang aman. "Ini bukan seperti paksaan, tetapi memang kehendak masyarakat untuk hidup lebih aman," tegas Herry.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pihaknya akan membahas rencana lebih detail dengan Pemkot Yogyakarta. Bagaimanapun kata dia, banjir lahar dingin tidak akan terjadi hanya dalam hitungan hari. "Akan kita bahas lebih lanjut," tegasnya.