REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Bhiksu terkenal dari Taiwan yang juga pemilik dan President Life TV
InternationalSatellite VEN Hai Tao akan mempromosikan ke dunia lewat jaringan life TV bahwa Yogyakarta aman untuk wisata. Hai Tao mengatakan kunjungannya ke Yogyakarta bersama rombongannya yang berjumlah 11 orang.
Selama empat hari tersebut, tujuannya selain mendoakan masyarakat Yogyakarta yang meninggal akibat bencana Merapi agar tenang, juga akan memperkenalkan kepada dunia bahwa Yogyakarta tidak berbahaya seperti yang telah dipublikasikan selama ini, kata dia usai bertemu Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, di Gedhong Wilis, Kepatihan Yogyakarta, Sabtu (12/12).
"Saya membawa kru televisi yang akan membuat film dokumenter bahwa Yogyakarta aman dikunjungi dan akan menyampaikan kepada komunitas dunia secara visual bahwa Yogyakarta kembali normal setelah bencana Merapi," kata Hai Tao pada Republika dengan bahasa Taiwan yang diterjemahkan oleh Ketua Yayasan Budhist Education Centre Fong Hendra.
Hai Tao yang juga sebagai Managing Director Taiwan Life Protection Association Taiwan Buddhist Text Printing Association mengatakan candi-candi di Yogyakarta sebetulnya merupakan pusat candi di dunia.
Selanjutnya Director of Meetings Incentives Conventions & Exhibitions (MICE) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Mia Niscaya mengatakan kedatangan Hai Tao bersama rombongan atas undangan dari Kemenbudpar agar mempromosikan wisata Yogyakarta untuk recovery Yogyakarta. Rombongan bhiksu dari Taiwan tersebut juga membawa bantuan antara lain berupa beras satu ton
Hai Tao adalah bhiksu dari Taiwan yang pengaruhnya cukup besar terhadap komunitas budhist di dunia dan mempunyai Life TV yang acaranya ditayangkan lewat parabola di seluruh dunia. "Kami harapkan melalui komunitas dia dan film dokumenter yang mereka buat akan lebih mudah untuk mempercepat recovery Yogyakarta," kata Mia.
Sementara itu Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengakui kedatangan Hai Tao bersama rombongannya untuk mempromosikan pariwisata Yogyakarta atas undangan Kemenbudpar. Budhist dari Taiwan dan budhist dari Indonesia yang mengenakan pakaian budhist usai bertemu Sultan bergantian photo bersama Sultan di halaman Gedhong Wilis.