REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Gelombang tinggi dan cuaca buruk kerap terjadi di perairan Indramayu. Namun, akibat terdesak kebutuhan ekonomi, para nelayan kecil terpaksa nekat melaut. Padahal, bahaya di laut bisa sewaktu-waktu menimpa para nelayan tersebut.
‘’Kalau tidak melaut, anak dan istri mau dikasih makan apa,’’ ujar salah seorang nelayan asal Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Sartono, Senin (20/12).
Sartono mengaku, sebenarnya selalu dihantui perasaan was-was tatkala pergi melaut. Pasalnya, gelombang tinggi dan cuaca buruk di tengah laut sangat sulit diprediksi. Cuaca yang cerah di daratan, bisa berubah secara tiba-tiba menjadi buruk saat sampai di tengah laut.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Sartono mengatakan, tidak berani meninggalkan daratan terlalu jauh. Hal itu dimaksudkan agar dia bisa segera meninggalkan laut jika cuaca tiba-tiba memburuk. Namun akibatnya, hasil tangkapan di laut sangat sedikit.
Namun, akibat cuaca buruk, Sartono mengaku hanya bisa mendapatkan tangkapan ikan teri sebanyak dua kilogram per hari. Karenanya, uang yang bisa dibawanya pulang hanya sekitar Rp 10 ribu per hari. ‘’Kadang tidak dapat uang sepeser pun kalau cuaca benar-benar buruk,’’ tutur Sartono.