REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO--Erupsi Gunung Bromo yang mengeluarkan asap tebal hitam kecoklatan mengandung abu vulkanik ternyata tidak hanya menguhajani kawasan Probolinggo, Pasuruan, Lumajangan dan Malang sebagaimana yang terjadi selama ini. Sebab, debu Bromo itu juga sudah menghujani kawasan Bondowoso dan Situbondo.
Menurut Supriyadi, warga Situbondo, dalam lima hari teakhir ini di daerahnya dihujani abu. "Genteng dan seng ruma banyak abunya. Bahkan kaca rumah dan lantai juga banyak abunya," kata dia saat dihubungi via telepon selularnya, Ahad (26/12).
Warga asal Mangaran, Kecamatan Mangaran, Situbondo ini menjelaskan bahwa debu yang menghujani atap rumahnya itu cukup tebal. Ketebalannya sekitar 03 mili meter. Apalagi, kalau siang hari, hujan debu itu diakui sangat terasa. Sebab, kalau keluar rumah mengendarai sepeda mortor, mata terasa perih.
Meski hujan abu itu cukup deras, menurut dia, jarak pandang masig cukup jauh. Jarak pandang akibat hujan debu vulkanik Bromo itu diakui sekiar 25 meter. Lebih dari jarak tersebut, obyek yang ada di kejauhan sudah tidak terlihat.
Hal senada juga juga diungkapkan Hayim, warga Grujukan, Kecamatan Cerme, Bondowoso. Diamengatakan bahwa beberapa hari terahir ini banyak debu yang hinggap di atap genteng, seng rumah serta kaca dan lantai rumahnya.
Ketebalan debu yang menghujani kawasan Bondowoso ini justru lebih parah dibandingkan dengan di kawasan Situbondo. Debu di genteng ketebalannya bisa mencapai sekitar 04 mili meter lebih.
Makanya, kata dia, saat ini banyak warga yang keluar rumah memakai penutup hidung dan mulut. Penutup hidung dan mulut itu kata dia, tidak berupa masker, namun menggunakan sapu tangan atau kain.
"Kalau tidak memakai penutup mulut, hidung dan mata banyak debu berterbangan. Hanya saja, saya tidak tahu debu itu berasal dari mana, apakah Bromo atau gunung lainnya," kata dia.