REPUBLIKA.CO.ID, PAGARALAM--Ratusan hektare lahan sawah di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan saat ini sudah kembali menjadi belukar akibat kesulitan mendapatkan suplai air. "Areal persawahan warga di Dempo Selatan yang mengalami kekeringan di antaranya di Ataran Dusun Mingkik sekitar 80 hektare, di Buana Keling 90 ha dan di Danau Alai 100 ha, " kata Lurah Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan, Zulkifli, Senin.
Selanjutnya areal persawahan lainnya yang juga sudah berubah fungsi menjadi belukar adalah di daerah Dusun Tanah Pilih sekitar 80 hektare, Dusun Suka Cinta 90 ha dan Dusun Bandar yang mencapai 60 ha, semuanya tidak lagi bisa digarap karena tanah sudah mengeras. "Irigasi yang ada di daerah ini masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air, karena luas areal persawahan mencapai ratusan ha," kata dia.
Menurut Heri, petani padi warga Dusun Mingkik, sudah lebih dari tiga tahun ini sawah di daerah tersebut tidak digarap, karena kekurangan pasokan air dan belum ada irigasi. "Petak-petak sawah yang ada ditumbuhi semak belukar akibat sudah lama tidak digarap, jadi bagaimana mau membajaknya jika tidak ada air," katanya mengeluhkan.
Sebenarnya warga di daerah tersebut sangat berharap sawah itu dapat dikelola dan bisa menghasilkan padi, soalnya masyarakat setempat hanya memiliki mata pencaharian sebagai petani yang sangat tergantung dengan hasil bumi seperti padi.
Camat Dempo Selatan, Rahmad Madro, mengatakan tidak ada suplai air dari irigasi setempat menjadi penyebab sawah di daerah tersebut banyak kering. "Untuk itu sebagai upaya penanggulangan kami telah melaporkan kepada Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk mencarikan solusinya baik dengan membangun irigasi baru, maupun mengoptimalkan irigasi yang sudah ada," katanya.
Ia menambahkan, kesulitan air menyebabkan banyak sawah tidak bisa digarap, terutama jika datang musim kemarau debit air bertambah kecil, permasalahan ini sudah menjadi bahan pemikiran untuk dicarikan solusi.