REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Dampak erupsi vulkanik Gunung Bromo semakin meluas. Tidak hanya ratusan hektar lahan pertanian yang rusak dan sekitar 20 ekor sapi yang dilaporkan mati.
Sebab, kawasan hutan seluas 941 hektar pun, menurut catatan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTNBTS) rusak akibat abu vulkanik gunung berketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (Dpl) itu.
"Debu vulkanik Bromo itu dampaknya semakin meluas. Kawasan hutan yang rusak tidka hanya di Probolinggo dan Pasuruan. Namun, daerah lain sekitar Bromo seperti Lumajang dan Malang juga banyak," kata Humas BTNBTS, Nova Elina saat dihubungi Selasa (28/12).
Berdasarkan prediksi BTNBTS yng berkantor di Malang ini, khusus untuk wilayah Probolinggo ada sekitar 150 hektar lahan hutan yang rusak. Sedangkan hutan yang ada di kawasan Pasuruan lebih banyak lagi, yakni sekitar 791 hektar.
Sementara itu, di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura dilaporkan ada 20 ekor sapi dan dua ekor kambing yang mati karena debu vulkanik Bromo. Namun, kematian sapi dan kambing itu menurut Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo, Djaini, karena makan rumput yang mengandung abu vulkanik Bromo.