REPUBLIKA.CO.ID, CINANGKA-- Debu vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang sudah berlangsung selama tiga hari terakhir ini menganggu aktivitas dan kesehatan warga di Cinangka, Kabupaten Serang.
"Biasanya debu dari Gunung Anak Krakatau tidak setebal dan sesering seperti sekarang. Kalau sebelumnya, debunya sedikit, tapi sekarang debunya lebih banyak lagi," kata salah seorang warga Cinangka, Dini Mekarsari, Rabu (29/12).
Dia menjelaskan, debu yang keluar dari perut GAK sudah mencapai wilayah Cinangka. "Mata saya sering sakit, karena debu Krakatau," katanya menjelaskan.
Senada diungkapkan oleh Nursyaidi, nelayan Cinangka ini mengaku mengalami iritasi mata, akibat kemasukan debu hitam kasar dari GAK.
"Mata saya sampai memerah, karena kelilipan debu saat melaut, tapi sekarang sudah baikan setelah diberi obat tetes mata," katanya menambahkan. Tak hanya dia, sejumlah nelayan Cinangka lainnya juga mengalami hal yang sama.
Secara terpisah, Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton S Pambudi menyatakan, asap GAK yang menjulang tinggi sampai 600 meter mengarah ke timur atau Banten.
"Asapnya memang mengarah ke pos pemantau, debunya sampai di kantor," kata Anton.