REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG--Hujan deras yang terus mengguyur Kota Rembang, Jawa Tengah dalam sepekan terakhir ini membuat omset para pedagang terompet musiman yakni Tahun Baru di Jalan protkol sepi. Salah seorang pedagang terompet, Sukardi yang berasal dari Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri di Rembang, Rabu (29/12), mengatakan ia bersama belasan temannya sudah berada di kota itu untuk berjualan sejak pekan lalu.
"Sementara, karena hujan masih sering mengguyur, setiap hari kami baru berhasil menjual rata-rata 15 terompet saja. Padahal, tahun 2009 lalu, mulai H-7 penjualan sudah mencapai 25 terompet per harinya," kata ia yang berjualan di Jalan Wahidin Rembang.
Ia yang selalu berjualan terompet ke Kota Rembang saat menjelang perayaan tahun baru sejak 2006 itu menyebutkan, berbagai model terompet dijualnya, mulai dari bentuk mirip ikan, naga, dan pesawat. Harganya mulai Rp 3.000 hingga Rp 12.500 per terompetnya. "Mungkin penjualan akan ramai mulai Rabu (29/12) ini," katanya.
Ia mengungkapkan, ada belasan warga dari kecamatannya yang berusaha mengais rezeki di Rembang. Marto, penjual terompet lainnya asal Solo mengeluhkan hal serupa. Ia mengatakan, setelah sepekan mangkal di Jalan Sutomo kota setempat, penjualan terompet belum juga seramai tahun 2009.
"Kami pun memutuskan berjualan lebih pagi dari hari-hari sebelumnya agar bisa menjual lebih banyak sebelum turun hujan. Dalam sepekan terakhir ini, hujan mulai mengguyur pada sore dan malam hari," katanya.
Ia mengatakan, kemungkinan ia dan beberapa penjual terompet akan menjajakan dagangannya ke kampung-kampung untuk 'jemput bola'. "Jika penjualan di jalanan masih sepi seperti ini, kami akan lakukan jemput bola dengan menjual terompet hingga ke kampung-kampung. Dengan begitu, pembeli akan lebih mudah mendapatkan terompet tanpa harus ke luar rumah. Lagi pula, kalau hujan, kami akan bisa dengan cepat berteduh di rumah penduduk," katanya.