REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA — Masyarakat Surabaya menolak rencana pembangunan tol tengah kota yang membentang mulai Waru, Sidoarjo, sampai Perak, Surabaya. Rencana pembangunan ini didukung DPRD Surabaya.
Peniolakan ini terungkap dalam acara ‘Rembuk Warga Surabaya Tolak Tol Tengah Kota’ yang diikuti ratusan perwakilan dari 31 kecamatan se-Surabaya di Balai Pemuda, Rabu (29/12). Ratusan warga tersebut sepakat bahwa Surabaya tidak butuh tol yang diprediksi akan menggusur 4.500 rumah warga.
Guru Besar Tata Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Johan Silas, dalam paparannya menyatakan Surabaya tak membutuhkan tol tengah kota untuk mengurai kepadatan lalu lintas. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah membangun frontage road dan jalur lingkar lingkar timur maupun barat. “Tol tengah tidak akan laku tiga tahun lagi jika dibangun karena pembangunan jalur lingkar sudah selesai,” tegasnya.
Pakar transportasi Darmaningtyas, yang juga berbicara di acara ini, mendukung penuh langkah Pemkot Surabaya menolak pembangunan jalan tol sepanjang 23,7 kilometer yang menelan biaya Rp 9 triliun tersebut.
Ia mengatakan banyak negara maju di dunia yang membongkar tol tengah kota sebab malah membuat kerugian besar bagi warga kota. Misal, munculnya titik kemacetan baru, berkurangnya ruang terbuka hijau, dan meningkatnya polusi.