Selasa 04 Jan 2011 04:52 WIB

Erupsi Bromo Menurun, Siswa Kerja Bakti

Rep: asan haji/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO-–Erupsi Gunung Bromo berangsur-angsur mulai mengalami penurunan. Penurunan aktivitas Gunung berketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (Dpl) itu diakui Kepala Bidang Pengamatan dan Penelitian Gunung Api Indonesia dari Pusat Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi, Hendrasto, Senin (3/1).

‘’Sejak tiga hari terakhir ini aktivitas vulkanik Bromo memang mengalami penurunan. Itu tidak hanya yang tercatat dari data seismograf, namun juga yang terlihat secara visual,’’ papar Hendrasto saat dihubungivia telepon selularnya.

Berdasarkan data seismograf, gempa tremor di perust kawah Bromo memiliki amplitudo berkisar antara 5-38 milimeter. Padahal, sehari sebelumnya gempa tremor itu mencapai 15-38 mili meter. Gempa tersebut memang masih terjadi secara terus menerus. Sedangkan gempa vulkaniknya kata dia, sudah tidak tercatat lagi.

Secara visual, kepulan asap yang dikeluarkan Bromo juga mengalami penurunan. Jika sebelumnya kepulan asap itu berwarna  hitam pekat, kecoklatan kini sudah berwarna kelabu, cenderung putih-keputihan. Ketinggian asapnya sekitar 600-800 meter. Padahal, sehari sebelumnya mencapai 900-1000 meter.

Berdasarkan prediksi Hendrasto, penurunan aktivitas vulkanik Bromo itu akan terus terjadi. Alasannya, kuba lava yang ada di dalam kawah Bromo sudah tidak tertutup lagi. Sehingga, kemungkinannya kecil menumpuk energi di dalam kawah yang sewaktu-waktu bisamenimbulkan erupsi mayor.

Penurunan aktivitas Bromo itu dimanfaatkan dengan baik oleh warga dan para siswa SDN Ngadisari. Apalagi cuaca cerah. Sehingga, merekadengan leluasa melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk melakukan kerja bakti dengan bersih-bersih rumah atau sekolah.

Para siswa SDN Ngadisari melakukan kerja bakti dengan memberishkan ruang-ruang sekolahnya yang tertimbun abu vulkanik. Mereka terlihat membawa cangkul dan sekrup untuk membersihkan abu dan pasir Bromo.

Maklum, sekolah mereka tidak semuanya rusak tertimbun abu da pasir Bromo. ‘’Kita ajak anak-anak untuk bersih-bersih. Awalnya mereka tidak membawa peralatan. Tapi, karena rumahnya deka sekolah, saya minta pulang lagi mengambil peralatan untuk kerja bakti,’’ ata Kepala Sekolah SDN Ngadisari, Gafur.

Menurut dia, kerja bakti itu akan dilakukan paling lama dua hari. Sebab, pada hari ketiga siswa akan rapotan semester pertama. Sedangkan hari ketiga, mereka baru bisa mulai belajar lagi.

Hal berbeda terlihat di SMPN Ngadisari. Siswa-siswi di sekolah ini justru dipulangkan. Sebab, kondisi sekolahnya memang tidak memungkinkan. Hampir semua rungan kelas dari dua lokal sekolahnya amrol, dan rusak parah. Itu setela tidak kuat menahan abu dan pasir Bromo yang menghujani sekolahnya.

‘’Kita memang tidak mungkin melakukan kerja bakti. Sebab, semua atap sekolah amrol. Jadi, haru diperbaiki atau direhab. Karena itu, anak-anak saya liburkan dulu,’’ jelas Kepala Sekolah SMK Negeri Ngadisari, Sukadi tanpa menyebutkan sampai kapan siswa itu diliburkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement