REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI--Kesurupan massal yang menimpa para siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kediri, Jawa Timur, Kamis kembali terjadi sesaat setelah pihak sekolah menggelar istighatsah. Eti Nurjanah, salah seorang pelajar ditemui di sekolah Jalan Padang Padi, Kediri mengaku, sangat kaget dengan kejadian itu. Ia tidak menyangka, jika kegiatan sekolah istighatsah berakhir dengan kejadian ini.
"Kami tambah bingung dengan kejadian ini. Rencananya, kami di sini (halaman sekolah) untuk istighatsah, tetapi malah seperti ini," katanya dengan wajah panik.
Kesurupan massal siswa di SMPN 2 Kediri ini diketahui sudah yang kedua kali, setelah Rabu (12/1) ada sekitar 15 pelajar yang juga mendadak kesurupan. Mereka berteriak - teriak tidak jelas, sehingga membuat para pelajar lainnya panik. Begitu juga yang terjadi saat pihak sekolah menggelar istighatsah di halaman sekolah yang dipimpin langsung guru agama. Mendadak, ada sekitar 30 pelajar yang mengikuti kegiatan itu berteriak histeris.
Kesurupan massal itu sempat membuat pihak sekolah panik, sehingga kegiatan istighatsah terpaksa dibubarkan. Mereka yang mendadadak seperti orang kesurupan, langsung dibantu ditenangkan oleh beberapa guru dengan dibantu membaca doa - doa. Beruntung, para pelajar yang mendadak kesurupan itu bisa tenang. Mereka istirahat, sambil menunggu kedatangan orangtuanya.
Kepala SMPN 2 Kediri, Marsuki Nugroho, membantah jika para anak didiknya kesurupan. Ia hanya mengatakan, mereka capai setelah pulang dari kunjungan wisata ke Bali yang berlangsung hingga lima hari, yaitu sejak Jumat - Selasa (7-11/1). "Ini bukan kesurupan, anak - anak hanya merasa capai saja," ucap Marsuki, berdalih.
Ia mengatakan, pihak sekolah telah memberi kebijakan dengan memulangkan mereka lebih awal. Pihaknya maklum, agar hal ini tidak meluas. Namun, ia menegaskan aktivitas kegiatan belajar mengajar akan kembali normal pada keesokan harinya. Tidak ada libur khusus, hanya karena masalah ini.