REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Sejumlah siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama warga Lingkungan III dan IV Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, hingga kini masih belum bisa masuk sekolah, karena pakaian, sepatu, buku mereka hanyut dibawa banjir.
Salah seorang pelajar SD Negeri 060890 Jalan Halat Medan, Khaisar (7), Kamis (13/1), mengatakan, seluruh pakaian sekolah dan buku-buku pelajaran hanyut terbawa banjir yang terjadi hari Kamis (6/1) dinihari itu.
"Saya tidak bisa sekolah, karena tidak ada lagi pakaian dan seluruhnya hilang terbawa air banjir yang cukup deras," katanya. Ia mengatakan, mulai masuk sekolah tersebut sejak hari Senin (10/1) setelah liburan satu minggu lamanya.
Meskipun, ia belum masuk sekolah seperti biasanya, tetapi telah minta izin kepada guru sekolah tersebut. Guru juga memakluminya karena rumah orang tuanya kebanjiran. "Saya mungkin baru bisa sekolah Senin pekan depan (16/1) karena sudah ada baju sekolah," kata pelajar kelas II SD itu.
Sebelumya, jumlah siswa di Kota Medan yang menjadi korban banjir besar yang terjadi Kamis (6/1) tercatat sebanyak 2.214 orang. "Meski tidak seluruhnya bertempat tinggal di Medan," ujar Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, ketika membuka kegiatan Peduli Pendidikan Terhadap Korban Banjir di SMK Negeri 9 Medan, Rabu (12/1).
Ia mengatakan, kegiatan itu dimaksudkan sebagai wujud rasa kepedulian sosial para siswa terhadap sesama rekannya yang telah menjadi korban banjir. Meski sebagian siswa yang menjadi korban berdomisili di Binjai atau di Deli Serdang, namun menurut Rahudman seluruhnya harus dibantu.
Banjir besar melanda sebagian besar wilayah Kota Medan, Kamis (6/1) menyusul hujan lebat yang terjadi sepanjang Rabu (5/1) malam hingga dini hari. Ribuan rumah terendam banjir dan beberapa di antaranya bahkan hanyut, sehingga warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Hujan menyebabkan Sungai Deli, Sungai Babura dan Sungai Belawan meluap dan merendam 66 titik kawasan di 16 kecamatan.