REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Panjangnya antrean truk di Pelabuhan Merak (Banten) tujuan Sumatra, justru berbeda dengan kondisi kendaraan yang akan menyeberang ke Jawa di Pelabuhan Bakauheni, Sabtu (15/1).
"Merak padat kendaraan truk, tapi di Bakau justru kendaraan sepi," kata Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Lampung, Zailis Anas, kepada Republika di Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (15/1).
Menurutnya kondisi Pelabuhan Bakauheni, tidak terjadi penumpukkan kendaraan, dan arus penyeberangan untuk kendaraan berjalan normal. Sedangkan di Pelabuhan Merak, kata dia, truk banyak tertahan karena kondisi cuaca dan gelombang di sana berbeda dengan di Bakauheni.
Ia mengatakan kapal feri yang ingin merapat di lima dermaga di Merak, bergantung dengan kondisi gelombang laut. Bila gelombang tinggi disertai angin kencang, beberapa kapal feri terhambat merapat ke dermaga, sehingga mengganggu jadwal pelayaran berikutnya.
Sampai saat ini, kata Zailis, PT ASDP masih mengoperasikan 21 kapal feri atau roll on roll off (ro-ro). Untuk di Bakauheni, empat dermaga masih terus difungsikan. "Sampai saat ini, kapal yang merapat di dermaga sesuai jadwal," ujarnya.
Ia mengakui bila terjadi perubahan cuaca di perairan Selat Sunda terjadi gelombang tinggi karena angin kencang, sangat berpengaruh dengan jadwal pelayaran kapal. Hal inilah yang akan mengganggu arus kendaraan yang ingin menyeberang.
Informasi yang diperoleh, kendaraan truk yang mengantre masuk kapal untuk menyeberang ke Sumatra terhambat hingga sehari semalam. Panjang antrean sudah mencapai lima kilometer. Penumpukan truk yang antre masuk kapal, dikarenakan banyak kapal feri yang sulit untuk merapat di dermaga, karena gelombang tinggi.