REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Dari sekitar 130 hingga 150 juta meter kubik material merapi hasil letusan Oktober 2010, diprediksikan baru 10 hingga 20 persennya yang turun terbawa air hujan dan menjadi banjir lahar dingin melalui beberapa kali di kaki Merapi.
Kepala Balai Penelitian dan Penyelidikan Tehnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo mengatakan, berdasarkan hasil survei awal, material Merapi yang turun melalui Kali Putih Magelang hingga memutus jalan Yogya-Magelang sudah Magelang sudah sebesar 12 juta meter kubik.
"Itu perkiraan kami, dan ternyata yang terbawa air hujan hingga menjadi banjir lahar dingin di Kali Putih bukan hanya material hasil letusan tahun 2010 saja tetapi juga material hasil letusan tahun sebelumnya," paparnya di kantor BPPTK Yogyakarta, Selasa (18/1).
Menurutnya, karena masih banyaknya material di hulu sungai di kaki Merapi, maka potensi banjir lahar dingin dari gunung tersebut masih sangat tinggi. "Kita katakan, untuk satu kali letusan itu materialnya tidak akan habis terbawa air hujan untuk dua atau tiga kali musim hujan. Apalagi material yang ada bukan hanya dari satu kali letusan saja," tambahnya.
Ia mengatakan material bekas letusan sebelumnya juga masih menjadi material lepas yang suatu saat terkena gerusan air hujan berpotensi bergerak menjadi lahar dingin. Kali putih sendiri, menurutnya, saat ini dasar kalinya sudah sangat dangkal. Sehingga, curah hujan biasa saja akan mengakibatkan banjir lahar hingga memutus jalan Yogya-Magelang kembali.
Karena masih tingginya ancaman banjir lahar dingin tersebut, status Merapi saat ini maish ditetapkan dalam level waspada.