REPUBLIKA.CO.ID,CINANGKA, SERANG--Asap Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang tidak terlihat selama lima hari, saat ini kembali terlihat di pos pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, menyusul cuaca cerah. "Kami sudah bisa melihat kembali asap Gunung Anak Krakat (GAK) dari pos pemantau, setelah beberapa hari kami tidak bisa melihatnya," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton S Pambudi, Senin.
Dia menjelaskan, asap GAK dengan warna kelabu itu terlihat jelas, akan tetapi sesekali tertutup oleh kabut dengan ketinggian capai 600 meter. "Tinggi letusan asap yang kadang berkabut itu masih membawa material, seperti pasir dan kerikil serta batu yang suhunya lebih dari 600 derajat celcius," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya masih menetapkan GAK level II atau 'waspada', dan masih melarang warga atau turis untuk mendekat lokasi kegempaan pada titik aman, dua kilo meter.
"Kami belum mencabut larangan radius dua kilo meter, dan demi keselamatan semua pihak, larangan itu harus dipatuhi," ujarnya.
Untuk arah asapnya sendiri, berdasarkan hasil pantauan dan pengamatan pos pemantau mengarah ke utara atau Lampung. "Asap berwarna kelabu itu lebih condong ke utara, daripada ke timur atau Banten," katanya menjelaskan.
Sementara itu ketika disinggung mengenai jumlah kegempaan GAK, Anton mengaku saat ini kegempaan yang terjadi tidak bisa termonitor, dikarenakan Seismograf yang ada di pos pemantau tidak bisa merekam. "Alat pencatat gempa di pos sampai sekarang, sejak bulan minggu ke tiga Bulan Desember 2010 masih belum bisa menangkap, kemungkinan Solar Panel pada Seismometer yang ada di GAK tidak berfungsi," katanya menjelaskan.