REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Banjir lahar dingin Merapi yang melalui aliran Sungai Progo mengakibatkan sekitar tujuh hektare tanah kas Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman hanyut dan tidak berbekas. "Selain menghanyutkan sekitar tujuh hektare tanah kas desa, banjir lahar dingin yang beberapa kali terjadi di aliran Sungai Progo saat ini juga mengancam sekitar 20 rumah warga yang berada di tepi sungai," kata Kepala Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman Hadjid Badawi, Kamis.
Menurut dia, saat ini jika terjadi banjir di aliran Sungai Progo dapat dipastikan meremdam pekarangan milik 20 Kepala Keluarga (KK) dan lima rumah warga. "Namun jika bajir ini akan terus terjadi dan dalam waktu yang lama maka 15 rumah juga terancam. Jadi ada 20 rumah yang saat ini terancam saat banjir lahar dingin," katanya.
Ia mengatakan, akibat beberapa kali diterjang banjir lahar dingin tersebut pemerintah desa mengalami kerugian hingga mencapai lebih dari Rp 7 miliar.
"Kerugian tersebut meliputi lahan pertanian meliputi padi dan lombok ada sekitar 20 hektar yang rusak dan terendam material banjir lahar dingin, kemudian pondasi penyangga jembatan Kebonagung II sepanjang 50 meter dengan lebar 10 meter juga sudah jebol. Pondasi itu segera diperbaiki. Kalau tidak diperbaiki, jembatan itu bisa ambrol," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Slamet Riyadi Martoyo mengatakan, untuk ganti rugi tanaman akibat banjir lahar dingin saat ini belum ada.
"Namun jika hanya bantuan bibit dan pupuk, dinas akan memberikan dengan catatan jika lahan pertanian itu sudah tidak ada material, bantuan akan kami turunkan. Tapi kalau ganti rugi, kami tidak ada," katanya.