REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH - Ulama Aceh prihatin dengan perubahan perilaku remaja yang menyimpang dari budaya keacehan dan syariat Islam. Mereka khawatir dengan maraknya geng motor dan kelompok punk yang mulai meresahkan masyarakat.
"Kami berharap pihak-pihak terkait untuk menyikapi perubahan perilaku anak muda sekarang yang sudah jauh dari budaya keacehan," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. Faisal Ali, di Banda Aceh, Jumat (28/1).
Faisal yang juga Ketua DPW Nadhlatul Ulama Aceh itu menyatakan geng motor dan anak punk merupakan contoh pergeseran nilai budaya dan agama dalam kehidupan masyarakat Aceh.
"Geng motor dan anak punk merupakan dua kelompok anak muda yang perlu mendapatkan perhatian semua pihak terutama orang tua dan masyarakat kampung," katanya. ''Ini karena kelengahan atau kesalahan orang tua dalam memahami kebebasan dan hak kreatifitas anak. Islam menganjurkan pemeluknya untuk mengembangkan kreatifitas, tetapi tetap wajib menjaga moralitas."
Faisal juga menilai pemerintah juga tidak mengedepankan nilai moral dalam sistem pendidikan. Dia berharap aparat perlu menertibkan keberadaan geng motor dan kelompok punk tersebut. Karena kalau tidak bisa, itu akan menjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari.
Pemerintah Kota Banda Aceh berjanji akan menertibkan komunitas punk yang dinilai telah meresahkan warga setempat. "Kami menerima banyak laporan dari warga yang merasa resah dengan keberadaan komunitas punk. Pemkot Banda Aceh juga akan menindaklajuti dengan cara menertibkannya," kata Assiten II Setda Kota Banda Aceh, Ramli Rasyid.