REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA — Memperingati hari lahir (Harlah) Nadhlatul Ulama ke-85 setiap 31 Januari, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur akan meluncurkan program lailatul ijtima’.
Secara spesifik program tersebut adalah pertemuan dan kumpulnya para ulama di malam hari untuk membahas isu terkini yang terjadi di masyarakat yang terkait dengan ajaran ahlu sunnah wal jamaah (aswaja) yang dirintis KH Hasyim Asyari dan Wahab Hasbullah Islam.
“Kami akan galakkan lagi lailatul ijtima’ yang sempat redup di kalangan warga dan ulama NU. Program ini kami luncurkan bersamaan dengan tasyakuran Harlah NU,” kata Sekretaris PWNU Jawa Timur Mashudi Muchtar kepada Republika, Ahad (30/1).
Menurut Mashudi, program lailaul ijtima’ dilahirkan ulama-ulama besar NU yang dulu senang sekali berkumpul di malam hari, terutama tengah bulan qomariah antara tanggal 13, 14, dan 15, saat muncul Bulan Purnama. Pada momen itu, dibahas kajian kitab kuning, tradisi tahlilan, hingga pembicaraan kelangsungan dakwah NU di penjuru negeri.
“Selain jadi forum keagamaan dan ajang silaturahim, juga jadi ajang untuk mengevaluasi dan sosialiasi program pengurus organisasi NU. Sebagian warga NU, meski jumlahnya sedikit masih menjalankan (lailaul ijtima’). Namun, gaung syairnya tak tampak sebab dilakukan tak terkoordinasi dan berjalan sendiri-sendiri,” kata Mashudi.
Mashudi mengungkap saat peluncuran program tersebut akan dihadiri ribuan pengurus wilayah, cabang, hingga ranting NU se-Jawa Timur. “Kami ajak semua pengurus untuk terlibat menghidupkan kembali program ini. Jika berhasil, dampaknya akan membuat dakwah Islam menjadi lebih mudah dijalankan,” jelas Mashudi.
Untuk tahap awal, pihaknya akan melibatkan pengurus Bahtsul Masail Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) untuk menjadi pembicara dalam forum pertemuan lailaul ijtima’ guna membahas peristiwa kontemporer yang selayaknya memerlukan sebuah fatwa. “Sehingga jika PBNU akan mengeluarkan fatwa, maka Bahstul Masail akan menyampaikannya dalam pertemuan lailaul ijtima’. Dengan begitu informasi itu bisa mudah menyebar di kalangan warga NU,” kata Mashudi.