REPUBLIKA.CO.ID, SERANG - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah meminta warga Bantnya menahan diri dan jangan mudah terprovokasi oleh kelompok-kelompok tertentu, yang memicu masyarakat untuk melakukan tindakan anarkis. "Kami menyayangkan peristiwa kerusuhan itu. Mudah-mudahan kasus ini tidak berkepanjangan dan secepatnya bisa diselesaikan," kata Ratu Atut Chosiyah di Serang, Senin (7/2).
Ia mengatakan, pihaknya masih terus berkordinasi dengan pihak keamanan untuk memantau situasi di lapangan, memastikan bahwa situasi sudah kondusif dan tidak ada aksi-aksi susulan terkait kerusuhan tersebut. Bahkan, Wakil Gubernur Banten HM Masduki bersama unsur Muspida Banten memantau langsung situasi dilapangan untuk memantau situasi dan mencari tahu kronologis bentrokan tersebut.
Gubernur meminta warga Banten mewaspadai kelompok-kelompok tertentu yang bisa memprovokasi masyarakat, sehingga memicu tindakan-tindakan anarkis. Terkait masalah itu, Gubernur Banten bersama Danrem 064 Maulana Yusuf Kol Inf Joko Warsito dan Kapolda Banten Brigjen Pol Agus Kusnadi melakukan rapat bersama Menkopolhukam dan sejumlah menteri terkait untuk membahas permasalahn tersebut.
"Hari ini saya bersama Danrem dan Kapolda Banten diundang rapat bersama Menkopolhukam dan sejumlah menteri terkait di Jakarta," katanya usai menyerahkan SK CPNS Provinsi Banten 2010.
Untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, kata Ratu Atut, pihaknya bersama MUI Provinsi Banten, FKUB dan sejumlah pihak terkait, akan mengoptimalkan kordinasi dan komunikasi untuk melakukan pembinaan terhadap masyarakat, sehingga kejadian serupa tidak terulang. Ia juga meminta kepada pihak-pihak tertentu agar bisa menjalankan perturan dan ketentuan yang sudah dibuat pemerintah dan disepakati bersama.
"Kejadian ini memang tidak hanya di Banten tetapi sudah nasional. Tetapi saya berharap peristiwa ini tidak berulang kembali," kata ratu Atut.
Sementara itu, tiga jenazah korban kerusuhan antara warga dengan jamaah Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik Pandeglang masih berada di ruang jenazah RSUD Serang sedang dilakukan otopsi. Sedangkan sejumlah korban yang luka-luka berada di Rumah Sakit Sari Asih Serang dan ada yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.
Salah seorang anggota jamaah Ahamdiyah asal Kota Cilegon yang sedang menunggu tiga jenazah di RSUD Serang Ano Suarno mengatakan, belum ada pihak keluarga yang mengambil tiga jenazah tersebut karena identitas dan dua nama korban masih simpang-siur. Namun salah satu jenazah sudah jelas identitasnya bernama Roni karena sudah ada pihak keluarga yang mengakui dari Jakarta Utara.
"Saya masih menunggu kejelasan dari pihak keluarga. Kalau memang tidak ada yang mengakui akan dikuburkan di Cipondoh Tangerang karena kuburannya sudah dipersiapkan," kata Ano.
Ia mengaku prihatin atas peristiwa tersebut, karena kerusuhan tidak akan terjadi jika semua pihak bisa menahan diri dan menyelesaikan permasalahan dengan cara dialog. "Saya sebagai jamaah Ahmadiyah menyesalkan bentrokan itu karena tidak ada agama apapun yang membenarkan perbuatan tersebut. Mudah-mudahan aparat keamanan bisa segera menangkap pelaku, karena ini perbuatan kriminal," kata Ano.