REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU-- Warga Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu merasa bingung terhadap ulah petugas pembagi kompor gas dalam program konversi minyak tanah. Menurut mereka, si petugas memberikan keterangan mengarah ke kepentingan pribadi.
Pada sosialisasi pertama petugas dari Provinsi Bengkulu memberikan contoh cara mengoperasi kompor gas tersebut, petugas itu justru mengatakan kompor gas dibagikan itu rawan meledak, kata kepala Desa Merpas, Kecamatan Nasal Darul Kotmi menghubungi, Rabu.
Uniknya oknum petugas penyalur kompor gas itu justru menawarkan untuk menjual selang regulator kepada masyarakat seharga Rp100 ribu per buah. Padahal tugas utamanya adalah hanya membagikan secara gratis kompor gas tiga kilogram kepada masyarakat daerah itu, namun situasi itu dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,
Oknum petugas itu mengatakan bahwa, selang bawaan pembagian gratis kualitasnya tidak bagus, mudah mengalami kebocoran sehingga dapat meledakan kompor atau tabung gas.
Akibatnya sebagian warga ketakutan dan ikut membeli barang milik oknum tersebut, bagi yang tidak mempunyai uang terpaksa harus menunda penggunaanya.
Warga merasa yakin karena oknum penyalur tersebut mengaku petugas yang berasal dari salah satu perusahaan penyalur gas dan minyak terkenal, kata Darul. Oknum petugas itu langsung menawarkan selang lagi agar lebih aman, serta menceritakan kelemahan terjadi pada produk bantuan pemerintah tersebut.
Melihat gelagat oknum membingunkan masyarakat itu akhirnya warga kompak mengusir petugas tersebut, namun di wilayah desa lainnya para penjual selang regulator itu berjalan lancar.
"Kami tidak ingin ada oknum menjelek-jelekan bantuan pemerintah karena tidak mungkin pemerintah akan membunuh rakyatnya sendiri," tandas Darul.