REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Pengusaha kecil di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan sekitarnya merugi hingga jutaan rupiah akibat putusnya alur Sungai Kapuas. Pasalnya hingga kini, evakuasi Kapal Layar Motor Rahmatia Sentosa selalu gagal.
Wati (26), salah seorang pengusaha kecil di Kota Pontianak, Rabu, mengeluh terhambatnya arus keluar masuk barang dari dan ke Pelabuhan Dwikora Pontianak karena terhambat oleh KLM Rahmatia Sentosa sejak (10/2) lalu.
"Saya sudah memesan gerobak yang bahan dasarnya didatangkan dari Pulau Jawa. Sampai sekarang barang belum juga bisa masuk karena terhambat di alur muara Sungai Kapuas Pontianak," katanya.
Wati mengakui, ia tidak bisa menyalahkan toko tempat ia memesan barang. "Kami tidak bisa begitu saja menyalahkan, karena kerugian bukan saya saja yang menanggung," kata Wati berencana memulai usaha "Burger" setelah gerobak yang ia pesan itu jadi.
Menurut dia, awal Maret ini bisnis "Burger" yang akan ditekuninya segera dibuka. Tetapi, kenyataannya justru malah mundur dari rencana semula. "Saya kira bisnis itu akan segera di mulai, semua barang sudah saya pesan jauh hari. Saya rugi, investasi jutaan rupiah jadi terbengkalai," katanya dengan nada kecewa.
Selain merugikan pengusaha kecil, tenggelamnya Kapal Layar Motor Rahmatia Santosa di alur Sungai Kapuas itu juga merugikan pengusaha besar di Kota Pontianak.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak Andreas Acui Simanjaya mengungkapkan pengusaha besar kini mengalami kerugian ratusan miliar rupiah.
"Kami sudah menghitung, kerugian itu bisa mencapai ratusan miliar rupiah karena kapal-kapal tidak bisa masuk pelabuhan," kata Andreas Acui.
Menurut dia, saat ini sejumlah bahan kebutuhan pokok sudah mulai langka, seperti beras dan susu formula untuk bayi. Ia menambahkan, jika bahan kebutuhan utama seperti beras tidak bisa masuk, maka dikhawatirkan timbul gejolak sosial di masyarakat.
Hingga hari ini evakuasi Kapal Layar Motor Rahmatia Santosa di alur Sungai Kapuas masih gagal dilaksanakan. Tali baja sebanyak enam buah yang digunakan untuk menarik KLM Rahmatia putus sehingga upaya evakuasi menjadi gagal, kata Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sandjaya.
Gagalnya proses evakuasi karena medan yang cukup berat, seperti arus deras, dan badan kapal yang telah tertutup lumpur setinggi tiga meter. Tak hanya itu, sekitar 4 ribu zak semen yang telah menyatu membuat evakuasi kian sulit.
Ia berharap, proses evakuasi hari ini bisa selesai sehingga kapal yang tenggelam itu tidak menghalangi jalur muara Sungai Kapuas Pontianak yang merupakan satu-satunya akses ke Pelabuhan Dwikora Pontianak.