REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan memberikan pelatihan kepada warga korban bencana erupsi Gunung Merapi untuk alih profesi.
"Kami mendapatkan bantuan Rp4 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk program pemulihan ekonomi warga korban bencana erupsi Merapi, Rp2,5 miliar. kata Kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Sleman Pranowo, Kamis (10/3).
Dana tersebut di antaranya akan disalurkan untuk penguatan permodalan 24 koperasi di kecamatan yang terdampak erupsi gunung itu.
Menurut dia, sisa dari alokasi dana tersebut akan disalurkan guna membantu pengadaan peralatan usaha, perbaikan tempat usaha, dan industri, serta untuk program pelatihan alih profesi.
"Dana itu juga akan disalurkan untuk melatih warga korban erupsi Merapi yang ingin alih profesi, seperti yang dulu petani atau peternak, sekarang ingin menjadi pedagang," katanya.
Ia mengatakan kemungkinan warga korban Merapi alih profesi sangat besar. Pasalnya hampir seluruh rumah dan lahan pertanian mereka saat ini rusak akibat diterjang awan panas Merapi maupun banjir lahar dingin. Kecil kemungkinan bisa diolah lagi dalam waktu dekat.
"Kami ingin melatih mereka untuk menjadi perajin, seperti perajin kayu atau mebel, maupun pembuat batako, apalagi bahan bakunya masih banyak terdapat di wilayah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman" katanya.
Pranowo mengatakan Disperindagkop Sleman telah mengajukan permohonan bantuan dana sekitar Rp650 juta ke pemerintah pusat guna membantu pengembangan usaha pedagang kaki lima (PKL) di daerah ini. "Usulan itu masih diproses di pusat," katanya.
Ia mengatakan Disperindagkop Sleman juga akan mendapatkan dana Rp800 juta untuk rehabilitasi pasar tradisional Nagblak di Kecamatan Turi yang rusak akibat bencana erupsi Merapi. "Kami juga mendapat bantuan dana Rp2 miliar untuk rehabilitasi Pasar Buah Gamping," katanya