REPUBLIKA.CO.ID, TANGSE-- Sebagian korban banjir bandang, khususnya di Desa Rantau Panyang dan Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, mengeluhkan karena penyaluran bantuan yang kurang merata, sehingga mereka kekurangan pangan.
Kepala Dusun-I Desa Rantau Panyang Hanafiah, Minggu, mengatakan, penyaluran bantuan hanya terkonsentrasi di posko pengungsian di Desa Layan dan Desa Pucok, sementara di desa lainnya kekurangan makanan. Dikatakan, setiap pejabat yang datang memberikan bantuan tidak diterima Desa Rantau Panyang dan Blang Pandak, padahal mereka juga korban banjir bandang yang terjadi Kamis (10/3) malam.
"Warga kecewa terhadap penyaluran bantuan yang tidak merata. Saat ini warga butuh makanan, pakaian dan obat-obatan, termasuk makanan bayi," katanya. Warga Rantau Panyang berencana akan kembali ke desa mereka, walau sebagian besar sudah tidak punya tempat tinggal.
Beberapa parpol dan pemerintah menyalurkan bantuan, tapi dipusatkan di pengungsian Layan. Musibah yang terjadi sekitar pukul 23.30 WIB tersebut telah mengakibatkan 13 orang meninggal dan beberapa orang dilaporkan masih hilang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Asmadi Syam sebelumnya melaporkan, kerusakan fisik akibat banjir bandang Tangse meliputi tujuh jembatan, enam sarana irigasi, 50 hektare sawah, enam kilometer jalan kabupaten rusak parah, dua sekolah rusak, dua meunasah rusak, dua pesantren rusak.
"Semua fasilitas umum tersebut (termasuk sawah) berada di Gampong Peunalom I dan Peunalom II," kata Asmadi. Sedangkan pendataan rumah yang rusak, baru dilakukan di dua gampong, yaitu Layan dan Blang Dalam. Total rumah hancur/hanyut yang sudah terdata sebanyak 47 unit, 84 rumah rusak berat, 27 rumah rusak ringan.
Bantuan terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Partai Golkar Aceh yang merencanakan penyalurannya, Minggu (13/3). "Kita akan bantu 1 ton beras, 1.000 lembar kain sarung, 300 lembar baju daster, 200 lembar baju kaos, 100 kilogram minyak makan, 200 papan telur, dan mi instan," kata Ketua Partai Golkar Aceh Sulaiman Abda.