Senin 07 Feb 2011 22:11 WIB

Indonesia akan Luncurkan Kampanye Komodo Saingi New7Wonders

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Menteri kebudayaan dan pariwisata Jero Wacik berencana meluncurkan kampanye keajaiban dunia untuk menyaingi kampanye sejenis yang digelar Yayasan New7Wonders (N7W). Ini menyusul ancaman N7W untuk mencoret komodo dari kandidat tujuh keajaiban dunia yang baru menyusul keengganan Indonesia untuk menjadi tuan rumah penganugerahan gelar tersebut karena masalah dana.

“Ide untuk menggelar kampanye sendiri terhadap komodo sangat bagus. Saya telah meminta jajaran saya untuk menindak lanjuti,” ungkap Jero Wacik, Senin.

Ia mengatakan akan mempelajari proposal untuk mempromosikan Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai ‘satu-satunya keajaiban dunia’.

Ia mengatakan kampanye ini harus dilakukan menyusul ancaman N7W untuk menghapus TNK dari daftar finalis karena Indonesia menolak menjadi tuan rumah acara penganugerahan pada 11 November 2011. “Tolong bantu kami. Kami berharap dukungan penuh dari semua pihak untuk program ini.”

Ia mengatakan selama ini berkomitmen mempromosikan TNK sebagai warisan dunia dan telah menggelontorkan 10,5 miliar rupiah sepanjang tiga tahun terakhir. Ia mengatakan masyarakat tak perlu takut TNK tak termasuk tujuh keajaiban dunia karena TNK telah dideklarasikan UNESCO sebagai warisan dunia pada 1991, sehingga harus dilindungi.

Ia mengatakan N7W bersikap tak adil terhadap Indonesia. “Saya tersinggung, rasa nasionalisasi saya diinjak-injak oleh LSM yang sejujurnya tak professional. Kami Negara besar dan punya harga diri,” katanya.

Ia mengatakan pihaknya sebenarnya tak punya masalah setelah pada 25 November tahun lalu N7W meminta Indonesia untuk ikut beeding sebagai tuan rumah penganugerahan N7W. Namun, katanya, Indonesia diminta untuk membayar lisensi sebesar 10 juta dolar padahal pihaknya tak pernah menandatangani kesepakatan dengan siapa pun. Ia mengatakan menolak membayar, dan konsekuensinya N7W akan mencoret TNK dari daftar finalis.

Selain uang lisensi, lanjutnya, Indonesia juga harus membayar uang pendukung lainnya sehingga total harus membayar lebih dari 400 miliar rupiah.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement