REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Sebanyak 27 poster cerita rakyat dalam ukuran 3-dimensi (3D) dipamerkan di lantai 6 Perpustakaan Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya pada 1 Februari hingga 1 Maret mendatang. "Poster cerita rakyat 3D itu merupakan karya mahasiswa semester 7 dan 8 jurusan Desain Komunikasi Visual UKP," kata staf Perpustakaan UKP Petrus J Pranowo di perpustakaan setempat, Selasa (1/3).
Didampingi Kepala Perpustakaan UKP, Aditya Nugraha, ia menjelaskan, pameran juga ditandai sajian karya dua dimensi berupa "patra" (motif seni budaya khas daerah yang tertuang dalam berbagai bentuk seperti batik, ukiran, alat musik, dan sebagainya). "Ada 20 karya patra 2D yang dipamerkan bersama 27 poster cerita rakyat 3D. Kalau motif patra antara lain ukiran gamelan Jawa, ukiran Toraja, pakaian Papua, dan sebagainya," katanya.
Untuk 27 karya poster cerita rakyat 3D antara lain poster yang menceritakan Mandangin (Kalteng), La Sirimbolla (Sultra), Bangsacara dan Ragapadmi (Jawa), Cindelaras (Jawa), dan Ken Arok dan Ken Dedes (Jatim). Selain itu, Jaka Tarub (Jawa), Kabayan (Jabar), Asal Mula Danau Tes (Bengkulu), Bujang Katak (Bangka Belitung), Amboe Oepe dan Burung Beo (Sulsel), dan Sangkuriang (Jabar).
Menurut mahasiswi semester 8, Mayang, proses pembuatan poster 3D itu sifatnya mudah dan sulit, karena membutuhkan ketekunan dan kesabaran dalam membuatnya. "Ketekunan dan kesabaran itu mulai dari mencari tema lokal yang diperintahkan dosen, lalu menggambar, menggunting, menempel, dan mengemasnya dalam sebuah pigura," katanya.
Secara terpisah, Kepala Perpustakaan UKP, Aditya Nugraha, mengatakan karya yang dipamerkan itu merupakan karya terbaik dari mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) UKP. "Mereka bekerja sama dengan kami, mereka yang memilih karya terbaik dan kami menyediakan tempat pameran guna memotivasi para mahasiswa tentang pentingnya konten lokal di era global," katanya.
Ia menambahkan karya-karya dengan konten lokal sekarang menjadi trend/kecenderungan di tengah globalisasi saat ini. "Misalnya, di tengah-tengah McDonald's, maka orang sekarang mencari kuliner ala Bumbu Desa, Dapur Desa, dan sejenisnya. Jadi, lokalitas akan semakin menjadi trend ke depan," katanya.