REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI - Menjadi putri yang cantik itu tidak hanya mengandalkan kecantikan fisik. Putri cantik itu juga dari dalam (inner beauty) dan mempunyai kepedulian sosial tinggi. Begitulah ungkapan Putri Indonesia 2010, Nadine Alexandra Dewi Ames.
"Menjadi Putri Indonesia bukan hanya mengandalkan kecantikan wajah, tetapi juga harus peduli sosial dan lingkungan," ucapnya dalam 'Grand Demo Make Up Tren Warna 2011' Mustika Ratu di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (4/3).
Kecantikan, ujar Putri Indonesia asal DKI Jakarta itu, harus terpancar dalam pribadi perempuan itu. Kepercayaan diri dan menjadi pribadi sendiri juga harus muncul dari dalam diri perempuan itu sendiri.
"Kebahagiaan adalah ketika bisa saling membantu baik dengan teman sendiri, maupun dengan tim," ujarnya.
Untuk menjadikan tubuh cantik secara fisik, Nadine punya resep yakni harus banyak mengonsumsi air putih, makan makanan bergizi tinggi, hingga konsumsi vitamin C. "Namun, untuk kencantikan dari dalam, harus didukung dengan pendidikan yang baik, dan latihan untuk peduli dengan lingkungan," kata perempuan yang lahir di Inggris 23 Mei 1991 itu.
Terkait dengan rencana tampil di Miss Universe 2011 di Sao Paolo, Brazil, Agustus 2011, Nadine mengatakan ia sudah siap. Ia juga sedang menjalani kursus Bahasa Indonesia yang dilakukan dua kali dalam sepekan. Itu dengan harapan lebih lancar dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
Hingga kini, ia masih sering gugup dan sering menggunakan Bahasa Indonesia gaul. Di tempatnya lahir, Inggris, Bahasa Indonesia yang digunakan itu bukan bahasa baku sehingga ia harus latihan sebelum berangkat di ajang "Miss Universe".
Namun, ia bangga dengan Bahasa Indonesia dan bangsa ini. Selain potensi alamnya sangat kaya, ternyata banyak juga warga luar negeri yang berminat belajar Bahasa Indonesia hingga ia berencana dalam ajang pemilihan ratu sejagat menggunakan Bahasa Indonesia.
Ia sendiri saat ini juga sedang gencar untuk menggalakkan kepedulian populasi orangutan di Indonesia yang dari tahun ke tahun jumlahnya semakin turun. Yakni, hanya 54 ribu ekor dan diperkirakan dalam 10 tahun ke depan akan mengalami kepunahan.