Ahad 07 Aug 2022 07:40 WIB

Minyakita Belum Beredar di Mataram NTB

Pemkot sudah meminta ritel modern dan distributor menginfokan jika ada Minyakita.

Red: Fuji Pratiwi
Warga membeli minyak goreng kemasaan rakyat merek Minyakita di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, program Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) dengan merek Minyakita dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter, hingga kini masih belum beredar di Mataram.
Foto: Prayogi/Republika.
Warga membeli minyak goreng kemasaan rakyat merek Minyakita di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, program Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) dengan merek Minyakita dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter, hingga kini masih belum beredar di Mataram.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, program Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) dengan merek Minyakita dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter, hingga kini masih belum beredar di Mataram.

"Untuk merek Minyakita di Mataram belum ada. Kami bahkan sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah ritel modern dan distributor dan kalau ada mereka pasti menginformasikan kita," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida.

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan peredaran MGKR merek Minyakita yang telah dicanangkan Kementerian Perdagangan sejak awal Juli 2022, untuk menstabilkan harga minyak goreng yang saat itu mencapai hingga di atas Rp 20.000 per liter. Namun demikian, lanjutnya, untuk saat ini harga dan stok minyak goreng kemasan pada sejumlah ritel modern secara bertahap sudah mulai normal. Bahkan ada juga MGKR dengan harga jual Rp 14.000 per liter, tapi bukan Minyakita.

"Kami sudah menelusuri langsung distributor MGKR, dan ternyata mereka kemas sendiri dari pabrik, bukan program dari Kementerian Perdagangan," katanya.

Di sisi lain, berbagai merek minyak goreng kemasan ekonomis saat ini juga sudah mulai beredar dengan harga sekitar Rp 14.000 lebih per liter, tidak lagi di atas Rp 20.000 per liter. "Alhamdulillah, kondisi ini menjadi tolok ukur bahwa harga minyak kemasan mulai stabil. Bahkan minyak goreng kini sudah menyumbang deflasi," ujar Sri Wahyunida.

Dengan demikian, masyarakat yang sebelumnya beralih dan berebut membeli minyak curah dengan harga HET, akan beralih kembali membeli minyak goreng kemasan. "Semoga kondisi ini bisa terus membaik dan masyarakat bisa membeli minyak goreng kapan saja dan dimana saja dengan harga sesuai HET," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement