Kamis 23 Dec 2021 00:19 WIB

Jakarta Internasional E-Prix Jadi Nama Sirkuit Formula E di Ancol, Ini Spesifikasinya

Jakarta Internasional E-Prix jadi nama sirkuit untuk ajang Formule E di Ancol.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Pelaksana Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Widi Amanasto (kedua kiri) menyampaikan penjelasan di lokasi yang akan dibangun Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (22/12/2021). JIEC akan memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter, 18 tikungan, dengan arah lintasan searah jarum jam, dan memiliki panjang 600 meter untuk trek lurus serta ditargetkan pembangunannya selesai pada April 2022.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Ketua Pelaksana Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Widi Amanasto (kedua kiri) menyampaikan penjelasan di lokasi yang akan dibangun Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (22/12/2021). JIEC akan memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter, 18 tikungan, dengan arah lintasan searah jarum jam, dan memiliki panjang 600 meter untuk trek lurus serta ditargetkan pembangunannya selesai pada April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Formula E Operation (FEO) dan Federasi Otomotif Indonesia (FIA) memutuskan memutuskan lokasi lintasan atau sirkuit balap Formula E di Ancol, Jakarta Utara, bernama Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC).

"Baru tadi pagi diberikan persetujuan sirkuit untuk penyelenggaraan Formula E di Jakarta adalah di Ancol," ujar Ketua Pelaksana atau Organizing Committee (OC) Formula E Ahmad Sahroni di Jakarta Utara, Rabu (22/12).

Baca Juga

Sahroni mengatakan, penentuan lokasi melewati serangkaian kajian yang mendalam dari pihak Formula E Operation (FEO) dan Federasi Otomotif Internasional (FIA). Ia melanjutkan  penyelenggaraan Formula E Jakarta 2022 rencananya akan digelar pada 4 Juni 2022.

Adapun alasan pemilihan sirkuit tersebut, menurut Sahroni, pertama karena Ancol adalah tempat yang dinamis dan juga merupakan ikon Kota Jakarta. Sedangkan tempatnya tidak mengganggu masyarakat karena tertutup dari akses jalanan umum.

"Tertutup untuk pelaksanaannya pada satu hari tanggal 4 Juni 2022," kata Sahroni.

Sahroni yakin penyelenggaraan Formula E di Jakarta berpotensi menguntungkan pelaksana meski di tengah-tengah kondisi darurat Covid-19. Sebab, kondisi itu membuat pelaksana Formula E bisa bernegosiasi ulang soal biaya komitmen untuk lima tahun dan hasilnya bisa berkurang sekitar 30 juta PoundsterlingInggris (setara Rp568,4 miliar).

"Kan diuntungkan kita, yang harusnya bayar 22 Juta Poundsterling Inggris per tahun, sekarang atas kontrak yang renegosiasi itu untuk tahun 2022 cuma 7 juta Poundsterling, tahun keduanya 14 juta Poundsterling, tahun ketiganya 15 juta Poundsterling," katanya.

Sahroni mengatakan, panitia pelaksana Formula E Jakarta tentu sudah menyiapkan segala upaya untuk mengantisipasi apabila Jakarta kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19. Sahroni mengatakan opsi tersebut adalah menggelar Formula E tanpa penonton. Tapi opsi ini situasional, hanya dibuat saat kondisi darurat.

Sehingga penyelenggaraan Formula E tetap bisa berlangsung sesuai rencana pada 4 Juni 2022."Rencana darurat-nya biasa kalau kita bikin acara, tidak ada penonton, itu saja rencana daruratnya. Terselenggara tetap terselenggara (pada 4 Juni 2022)," kata Sahroni.

Sahroni mengatakan jika peningkatan penularan Covid-19 berlangsung nantinya, tentu itu menjadi perhatian semua pihak, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Namun sampai sejauh ini, belum ada indikasi mengarah kepada keadaan yang mendesak untuk menerapkan rencana darurat tersebut. "Itu sudah masuk klausul dengan Formula E Operation (FEO), sampai hari ini belum ada emergency terkait dengan proses pelaksanaan. Jadi nanti sifatnya situasional," imbuhnya.

Sementara, Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali, mengatakan Ancol selain menjadi arena rekreasi terbesar di Indonesia juga dalam sejarahnya pernah digunakan sebagai lintasan balap. "Jadi, tahun terakhir balapan itu 1990, dimulai tahun 1970. Arealnya itu dari sini (Pantai Karnaval) sampai dengan nanti Gerbang Timur. Jadi, Ancol ditunjuk sebagai lokasi E-Prix ini akan mereview pengalaman nostalgia balap mobil di Ancol," kata Sahir.

Ia berharap dengan terselenggaranya Jakarta E-Prix di Ancol akan membangkitkan juga pariwisata di Jakarta dan juga di Indonesia.

Sirkuit yang dekat dengan ikon baru Jakarta, Jakarta International Stadium (JIS) tersebut memiliki panjang lintasan 2,4 kilometer, lebar 12 meter dan treknya membentuk kuda lumping jika dilihatdari atas. "Filosofi kuda lumping ini adalah nasional, terus masalah ikonik Jakarta di sebelah kanan itu ada Jakarta International Stadium, stadion berkelas internasional yang megah sekali itu sebagai The New Iconic Jakarta," ujar Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Widi Amanasto.

Widi menjelaskan, lintasan balap Formula E akan menempuh jarak sepanjang 2,4 Km. Sedangkan, lebar sirkuit Formula E akan membentang sekitar 16 meter. Khusus, rintangan dalam sirkuit itu, akan disertai lintasan naik turun, dan sudut cepat serta lambat, selain dengan 18 tikungan yang ada.

Hingga kini, persiapan untuk lintasan yang bisa digunakan dengan memanfaatkan jalur yang ada di Ancol, sekitar 60 persen. Sisanya, 40 persen diklaim para penyelenggara akan diselesaikan dalam waktu tiga bulan, penyelesaian akan dimulai pada awal tahun nanti.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 7)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement